
SMP Angelus Custos 1 Surabaya punya dua tim yel-yel untuk Honda DBL Junior 2010. Strategi khusus apa yang sedang mereka persiapkan?
Pemandangan berbeda terjadi saat jeda istirahat pertandingan antara tim putra SMP AC I (julukan SMP Angelus Custos 1) dan tim putra SMPN 7 Surabaya (4/10). Para anggota tim yel-yel AC I berbeda dengan ketika tampil di opening party Sabtu (2/10). Usut punya usut, ternyata SMP AC1 memiliki dua tim yel-yel dengan anggota berbeda.
Pemakaian dua tim yel-yel itu merupakan strategi khusus dari SMP AC1. Ide sang pelatih tim yel-yel tersebut, Didik Yamani, bertujuan untuk perkembangan yel-yel SMP AC I ke depan. Terutama stamina dan konsistensi penampilan.
Para pelajar yang tergabung dalam dua tim yel-yel itu merupakan hasil seleksi peserta ekskul modern dance dan cheerleader. Karena kebutuhan tim lebih mengarah pada konsep hip hop, anggota tim yel-yel AC I banyak berasal dari anak-anak modern dance.
Dari situlah mulai terbentuk dua tim dengan sebutan tim A dan tim B. Tim A mendampingi tim basket putra dan tim B mendampingi tim basket putri. Formasi pemainnya juga berbeda. Tim A mayoritas dihuni para pemain lama. Mereka pernah mengantar sekolah itu meraih juara III Yel-Yel Competition pada Honda DBL Junior 2009.
”Sedangkan, untuk tim B, dipilih anak kelas VII dan VIII yang memiliki basic hip hop yang oke,” ujar kapten tim A Yel-Yel AC I, Yolanda Sugiarto.
Inovasi pelatih tim yel-yel AC I ini mulai terasa di benak Yola (panggilan Yolanda Sugiarto) dkk. Lelah yang menjadi kendala tiap perform tidak lagi terasa. Mereka juga bisa eksplor lebih banyak.
”Coba aja kami main waktu opening terus sekarang main lagi, lumayan loyo juga, Mas. Apalagi tadi perform-nya rapi, kan?! Hehehe... Hal itu juga yang menjadi tujuan kami untuk terus tampil prima dan bisa melangkah ke babak big five dan berlanjut menjadi champion,” ujar Yola.
Pelajar kelas VII dan VIII dipilih untuk tim B dengan tujuan khusus. Sekolah itu ingin melancarkan regenerasi tim yel-yel mereka. Mereka ingin tim yang berisi wajah-wajah baru tersebut bisa lebih matang di DBL Junior tahun depan.
”Secara teknik, memang tim B tidak kalah dengan tim A. Namun, dari segi mental, belum tentu mereka mampu mengatasi. Maka, sejak sekarang disiapkan untuk melihat atmosfer DBL, apalagi sudah merasakan tampil di opening. Paling nggak tahun depan, harus ada bibit baru yang lebih baik lagi,” ujar sang pelatih, Didik.
Strategi pemakaian dua tim yel-yel tersebut juga dilakukan SMA Frateran Surabaya. Strategi itu membuahkan hasil maksimal. Tim yel-yel sekolah tersebut berhasil menjadi champion. Akankah itu juga menular ke SMP AC 1 Surabaya?
0 komentar:
Posting Komentar