Tim Putra Stansa Kalahkan Petra 3

11 Oktober 2009


Tuntas sudah pembagian tiket menuju babak utama Honda DetEksi Basketball League Junior (Honda DBL Jr) 2009. Kemarin (10/10) sebelas tiket terakhir (8 putra, 3 putri) direbut dalam babak penyisihan awal di gedung basket DBL Arena Surabaya.
Untuk memperoleh kesempatan berlaga di babak utama, beberapa tim harus melalui duel panas. Laga paling ketat kemarin dialami SMP Santo Stanislaus 1 Surabaya yang berhadapan dengan SMP Petra 3 Surabaya. Stansa (sebutan SMP Santo Stanislaus 1 Surabaya) akhirnya menang satu poin dengan hasil akhir 31-30.

Laga itu sejak awal berlangsung alot. Dua tim tersebut sama-sama bermain speed dan memanfaatkan celah pada serangan lawan untuk melakukan steal. Namun, Petra 3 lebih dahulu mencetak poin melalui tembakan dua angka forward Ryan Chandra (13) pada menit ketiga. Setelah itu, Petra 3 terus menambah poin. Pada enam menit terakhir babak pertama, Stansa tertinggal 12-3. 

Rentang poin yang cukup jauh membuat Stansa mati-matian mengejar. Mereka menyerang secara cepat dan banyak melakukan steal. Usaha tersebut membuat Petra 3 terpancing untuk melakukan defense keras. 
Akibatnya, pertandingan menjadi panas. Dua tim tersebut sama-sama panen foul. Pada lima menit terakhir, jumlah foul team masing-masing bahkan sudah mencapai lima. Artinya, setiap foul yang dibuat pemain Stansa maupun Petra 3 akan berbuah kesempatan free throw untuk lawan. 
Stansa lebih lihai memanfaatkan peluang itu dengan memancing foul pemain Petra 3. Mereka pun berhasil memperpendek jarak skor. Saat babak pertama berakhir, skor 14-10. Namun, Petra 3 masih unggul.

Pada menit keempat babak kedua, Stansa menyamakan kedudukan menjadi 14-14 melalui layup guard Hans Christian (4). Setelah itu, dua tim tersebut bergantian memimpin. Laga pun makin panas karena pemain dua tim itu sama-sama kerap terbawa emosi. 
Bahkan, satu menit menjelang pertandingan berakhir, kapten Stansa, Yosafat Dwi Putera, dikenai technical foul karena melakukan tindakan yang dinilai wasit memancing emosi penonton. Ketika itu, Stansa unggul tipis 27-26. 

Saat pertandingan tersisa 24 detik, Stansa memimpin 31-26. Dalam sisa waktu yang sangat sempit tersebut, Petra 3 belum patah arang. Mereka berusaha mengejar. Sayang, waktu yang akhirnya membuat keputusan. Sampai bel akhir pertandingan berbunyi, hanya empat poin tambahan yang mereka bukukan. Stansa pun menang tipis, 31-30.

Pelatih Petra 3, Deroles Poetiray, mengatakan bahwa anak-anak didiknya memang mengawali laga kemarin dengan beban. ”Mereka merasa harus lolos ke babak utama. Sehingga, waktu main jadi takut salah,” ungkapnya. Hal itu diperparah pengalaman bertanding mereka yang kurang. ”Hasilnya, begitu lawan main kasar, mereka bingung. Waktu pertandingan panas, emosi mereka terpancing,” katanya.

Sementara itu, kubu Stansa menganggap bahwa materi pemain lawan sebenarnya cukup bagus. ”Secara postur, mereka bagus. Sayang, antara bench dan starter tidak imbang,” ujar pelatih Stansa, Edward Gunawan.
Di babak utama nanti, mereka punya target besar. ”Kami target ambil final four (fantastic four, Red). Dengan materi pemain yang ada sekarang, kami yakin bisa,” imbuh Edward. 

Salah Langkah, Margie Kalah


BERADA di atas angin itu berbahaya. Salah-salah, bisa terbawa arus dan akhirnya jatuh. Itu sama dengan kondisi dalam sebuah pertandingan. Unggul di awal bukan jaminan kemenangan. Jika salah langkah, bisa-bisa malah kalah.

Hal tersebut kemarin (10/10) dialami tim putra SMP Margie Surabaya. Dalam partai ketiga di DBL Arena, tim tersebut menghadapi SMPN 31 Surabaya. Laga itu akhirnya dimenangkan oleh Artisa (sebutan SMPN 31 Surabaya) dengan skor 23-19.
Margie sebenarnya berada di atas angin pada babak pertama. Serangan-serangan cepat Steven Gunawan dkk membuat Artisa bungkam. Hingga paro awal babak pertama, Artisa scoreless. Margie memimpin 7-0.

Sayang, pasukan Margie tidak memanfaatkan kondisi itu dengan hati-hati. Mereka banyak membuat foul yang tidak perlu. Para pemain Margie juga sering salah koordinasi. 
Dengan memanfaatkan hal itu, Artisa mampu mengejar. Mereka melakukan serangan cepat dan memperketat zone defense. Pada akhir babak pertama, jarak skor memendek menjadi 12-10, namun keunggulan masih ada di tangan Margie.

Artisa memperketat offense setelah jeda turun minum. Pada menit ketiga, tembakan dua angka kapten Rahmatullah Kusuma (99) membuat kedudukan imbang 12-12. Forward Dany Hari Utomo (1) menambah dua poin lagi pada menit kesembilan dan membuat Artisa balik memimpin. 
Setelah itu, tensi pertandingan meningkat. Dua tim tersebut sama-sama agresif menyerang. Namun, finishing pemain Margie buruk. Sebaliknya, Artisa makin merajalela dan membuat Margie tertinggal jauh. Artisa pun akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 23-19.

Kubu Artisa menyatakan diuntungkan oleh kecepatan yang dimiliki para pemain mereka. ’’Kami lebih lincah. Kontrol bola juga lebih dominan. Untuk babak utama nanti, ada porsi latihan khusus. Moga-moga anak-anak bisa main lebih bagus,” ungkap Dian Kurniawan, pelatih Artisa.

Lolos meyakinkan

10 Oktober 2009


 Laga-laga penentu mulai mewarnai babak penyisihan awal Honda DetEksi Basketball League Junior (Honda DBL Jr) 2009. Lima tiket ke babak utama untuk tim putri kemarin (9/10) mulai dibagikan.
Tiket pertama ke babak utama diperoleh tim putri SMPN 31 Surabaya. Tim tersebut kemarin lolos meyakinkan setelah menang jauh, 29-2, atas SMP Barunawati Surabaya. 

Laga penentu tersebut berlangsung pada partai pertama di gedung basket DBL Arena Surabaya. Sejak awal, kekuatan tim memang tidak imbang. Secara skill maupun stamina, Artisa (sebutan SMPN 31 Surabaya) berada di atas angin. Pada babak pertama, Barunawati dibuat scoreless. Artisa unggul sementara dengan skor 15-0.
Pada babak kedua, kondisi tidak banyak berubah. Indah Firdausiyah dkk tetap mendominasi. Dalam babak tersebut, hanya satu bola yang bisa dieksekusi oleh kapten Barunawati, Dian Purwasih (10). Artisa pun menang jauh, 29-2, dan dinyatakan lolos ke babak utama. 

Kemenangan lain yang membuahkan tiket juga diperoleh tim putri SMP Masa Depan Cerah Surabaya. Tim besutan Rendra Permadi itu kemarin dinyatakan lolos ke babak utama setelah mengalahkan SMPN 1 Sidoarjo dengan skor 11-7.
Berbeda dengan Artisa yang menang mudah, MDC (sebutan SMP Masa Depan Cerah Surabaya) harus jatuh bangun untuk memperoleh kemenangan. Mereka menghadapi partai yang sangat ketat. 
Selama 20 menit pertama pertandingan, dua tim tersebut sama-sama sulit melakukan finishing. Hingga menit ke-12, baik MDC maupun Spones (sebutan SMPN 1 Sidoarjo) sama-sama hanya mencetak dua poin. 
Namun, pada 14 detik terakhir babak pertama, kapten Spones –holifatul Azizah (7)– melesakkan satu bola ke ring MDC. Spones pun mengakhiri babak pertama dengan keunggulan 4-2.

Setelah jeda turun minum, performa Spones menurun. Tim tersebut memang masih memimpin pada menit-menit awal babak kedua. Namun, setelah itu, kontrol bola mereka memburuk. Lini pertahanan pun kerap bolong.
Sebaliknya, skuad MDC yang tadinya underpressure justru mulai bangkit. Mereka menerapkan pola man to man dengan teamwork yang solid dan perlahan-lahan merebut peluang. 

Pada empat menit terakhir, tembakan dua angka forward Angeline Handoyo (13) membuat MDC berbalik unggul 7-6. Setelah itu, empat poin berturut-turut disarangkan sang kapten, Vivian Veronica (7). Maka, MDC pun menang 11-7. Seluruh pemain dan ofisial tim tersebut langsung meloncat kegirangan. 
Ketika ditemui setelah pertandingan, kapten MDC, Vivian Veronica, masih tidak percaya timnya berhasil menang. ”Rasanya masih deg-degan. Tadi itu kayak sudah nggak punya harapan,” kata Vivian.

Meski menang, Vivian dkk belum boleh senang. Di babak utama nanti, mereka harus berjuang lebih keras. ”Pokoknya, harus melakukan yang terbaik. Ini kan pertama dan terakhir aku main di DBL SMP. Harus bisa membanggakan sekolah,” imbuhnya.

Hadapi laga penentu

TIM-tim putri yang kemarin (9/10) dinyatakan lolos ke babak utama Honda DBL Jr 2009 sudah bisa tenang. Namun, tidak demikian tim putra. Nasib mereka baru hari ini ditentukan melalui pertandingan terakhir di babak penyisihan awal.

Dua di antara tim-tim itu adalah tim putra SMPN 4 Surabaya dan SMPN 6 Sidoarjo. Mereka melaju ke laga penentu tersebut setelah kemarin menang cukup telak. Vier (sebutan SMPN 4 Surabaya) menang 36-7 atas SMP Santo Yosef Surabaya, sedangkan Sixers (sebutan SMPN 6 Sidoarjo) menundukkan SMPN 18 Surabaya dengan skor 29-15.

Laga antara Vier dan Santo Yosef kemarin memang berat sebelah. Para pemain Vier unggul postur dan secara skill di atas angin. Pada babak pertama, tidak ada satu pun poin yang dicetak pemain Santo Yosef. Vier mengakhiri babak tersebut dengan keunggulan 12-0.
Poin pertama untuk Santo Yosef baru tercipta pada menit ketujuh babak kedua. Beberapa poin lagi kemudian mereka bukukan. Namun, Vier telanjur unggul jauh. Tembakan-tembakan maut sang kapten, I Komang Septian Sudiana (5), mempermulus laju poin Vier. Akibatnya, tim tersebut menang jauh, 36-7.
Sementara itu, pasukan Sixers menghadapi perlawanan yang cukup sengit dari para pemain SMPN 18. Meski pada babak pertama unggul jauh, 18-4, mereka cukup kerepotan pada babak kedua.

Sixers, yang menurunkan pemain cadangan, kesulitan menahan serangan cepat SMPN 18 pada empat menit terakhir pertandingan. Namun, tim tersebut diuntungkan karena SMPN 18 baru panas setelah posisi mereka lemah. Tiga starter SMPN 18, forward Rory Agus (6) dan Muhammad Muchlis (15), serta kapten Achmad Wildany (7) terjebak foul trouble. Sang kapten bahkan akhirnya fouled out pada menit ke-18. Lampu merah tanda foul team untuk SMPN 18 juga sudah menyala.
Pelatih Sixers, Didiet Isradinur Fadila, cepat membaca situasi. Dia merombak total susunan pemain dan kembali menurunkan starter. Posisi Sixers kembali aman dan akhirnya menang 29-15.

Kubu Sixers menyatakan sudah memperkirakan menang. ”Secara permainan, kita unggul. Secara fisik dan stamina, kami lebih siap. Anak-anak juga tidak membuat kesalahan,” kata Didiet Isradinur Fadila, coach Sixers.
Meski demikian, pihaknya menyatakan belum tenang. Sebab, hari ini mereka masih akan menghadapi lawan yang kekuatannya belum bisa diperkirakan. ”Posisinya masih 50:50. Secara stamina, kami siap. Tapi, kami belum tahu medan. Tinggal besok (hari ini, Red) anak-anak main seperti apa,” ungkapnya.
Hari ini, Sixers menghadapi rekan sekota mereka, SMPN 1 Waru, pada partai kesembilan. Sementara itu, Vier akan melawan SMP Ta’miriyah Surabaya pada pertandingan kedelapan.

Besok Langsung Technical Meeting


NASIB pasukan junior di babak utama langsung ditentukan sehari setelah penyisihan awal berakhir. Besok (11/10) seluruh tim yang bakal berlaga di babak utama Honda DBL Jr 2009 langsung mengikuti technical meeting (TM) kedua. 

TM kedua itu akan diselenggarakan di ruang redaksi Jawa Pos, gedung Graha Pena lantai 4. Seluruh peserta harus hadir pada pukul 13.00 untuk registrasi terlebih dahulu di Graha Pena lantai satu. 
Dalam acara tersebut, mereka akan melakukan drawing untuk menentukan grup mana yang akan mereka tempati. Berdasar hasil drawing tersebut, bisa dilihat mulus atau tidaknya jalan setiap tim dalam Honda DBL Jr 2009. 

Jika hasil drawing menempatkan mereka segrup dengan lawan yang enteng, beban akan lebih ringan. Beban terbesar disandang tim-tim yang masuk grup neraka. Jika bertemu juara bertahan, tim putra SMP Santa Agnes Surabaya dan tim putri SMP Gloria Surabaya, perjuangan untuk lolos grup pasti sangat berat.
Namun, kekuatan tim di babak utama Honda DBL Jr 2009, tampaknya, akan sulit dipetakan. ”Tahun ini, kekuatan tim relatif merata. Karena itu, seluruh peserta diharapkan tidak lengah,” ujar Donny Rahardian, basketball operations and event manager DBL Indonesia

Awal Sempurna Junior


Empat jempol pantas diberikan buat para fans Honda DetEksi Basketball League Junior (Honda DBL Jr) 2009. Antusiasme mereka di hari pertama penyisihan awal kemarin (8/10) benar-benar hebat. 

Lebih dari 3.000 penonton kemarin silih berganti mengisi tribun gedung basket DBL Arena, Surabaya. Jumlah itu dua kali lipat jumlah penonton pada hari pertama babak penyisihan awal untuk SMA Juli lalu, yang disaksikan sekitar 1.500 orang. 
”Itu menunjukkan bahwa antusiasme para pelajar SMP memang hebat. Hari-hari selanjutnya, kompetisi akan makin seru. Jumlah penonton bisa lebih banyak,” kata Donny Rahardian, basketball operations and events manager DBL Indonesia. 

Rombongan suporter terbesar kemarin datang dari SMPN 36 Surabaya. Hampir 300 orang yang terdiri atas pelajar, guru, dan orang tua murid kemarin menyerbu DBL Arena untuk mendukung tim putra sekolah itu. Rombongan tersebut mencarter 14 mobil angkutan umum. Sebagian lagi datang dengan naik kendaraan pribadi. 
Bahkan, guru olahraga SMPN 36, Yekti Handayani, sengaja datang langsung dari Batu. Sejak Senin (5/10), Yekti mengikuti pelatihan di Batu. Tahu bahwa anak didiknya hari ini bertanding, dia sengaja datang. ”Dari lokasi pelatihan, saya naik ojek ke terminal, terus naik bus. Semua saya lakukan demi anak-anak. Yak apa caranya, harus hadir,” ucap Yekti. Sayang, kemarin tim putra SMPN 36 kalah xx-xx atas SMP Gloria, Surabaya.
Para pendukung tim-tim SMP tak hanya hebat soal jumlah. Selama mendukung, mereka juga menunjukkan aksi kreatif yang seru. Suporter tim putra SMP Margie, misalnya. 

Kemarin, 80 pendukung tim tersebut datang dengan mengenakan T-shirt putih bertulisan ”The Real One” dengan gambar bola basket di bagian depan dan belakang. T-shirt itu didesain khusus untuk mendukung tim putra dan putri mereka di Honda DBL Jr 2009. Tim putri Margie langsung masuk ke babak utama, sedangkan tim putra mereka harus melalui penyisihan awal.

”Untuk desain kaus, siswa yang bikin. Mereka mempersiapkan sejak seminggu lalu. Kaus itu dibagikan ke seluruh siswa dan guru. Kami memang ingin all-out biar anak-anak makin semangat,” ungkap Sri Budi Wahyuni, salah seorang guru SMP Margie. Tim putra Margie kemarin akhirnya menang jauh 36-8 atas SMP Khadijah, Surabaya. 
Aksi suporter tim putra SMP Santo Stanislaus 1, Surabaya, tak kalah heboh. Ratusan pendukung mereka kemarin datang membawa beragam spanduk dan rangkaian huruf dari styrofoam yang jika dibaca berbunyi ”Stansa Oke”. 

Dalam rombongan itu, ada beberapa siswa yang kebagian menabuh musik patrol. Mereka membawa alat musik dari barang-barang bekas, mulai botol minuman, kentongan, hingga gentong plastik. 
”Mengiringi yel-yel dengan drum set kan sudah biasa. Biar beda, kami pakai musik patrol itu,” terang Alfonsus Dananjaya, salah seorang suporter Stansa –sebutan SMP Stanislaus 1 Surabaya.

Sepanjang pertandingan, tim musik patrol tersebut memainkan lagu-lagu seperti I Love You Bibeh milik The Changcutters dan Garuda di Dadaku milik Netral. Nyanyian dukungan itu tak sia-sia. Kemarin tim putra Stansa menang 22-19 atas SMP Santo Carolus, Surabaya. 
Tim-tim yang kemarin memenangi pertandingan di hari pertama babak penyisihan awal masih belum boleh senang. Mereka masih harus melewati satu pertandingan lagi untuk meraih tiket ke babak utama.