Penonton di Palembang terbanyak !

24 Februari 2009



Kota mana yang basketnya paling heboh di Indonesia? Usai Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009 di Sumatera Selatan kemarin, Palembang menunjukkan diri sebagai kandidatnya. Dari enam kota yang sudah dikunjungi kompetisi terbesar di Indonesia itu, penonton di GOR Sriwijaya tercatat sebagai yang terbanyak.

Lebih dari 4.500 penonton menyaksikan final Honda DBL Sumatera Ekspres 2009 di Palembang kemarin. Berarti, dalam delapan hari pertandingan sejak 14 Februari lalu, total penonton menembus angka 20 ribu.

“Dari 16 kota yang menyelenggarakan Honda DBL 2009, mungkin hanya kota asal liga ini, Surabaya, yang lebih banyak. Bisa dimaklumi, karena di Jawa Timur DBL sudah memasuki tahun keenam. Tahun lalu, total peserta mencapai 266 tim, dengan penonton lebih dari 100 ribu orang dalam 28 hari pertandingan,” jelas Azrul Ananda, commissioner DBL.

“Tapi, bagaimana pun juga, 20 ribu dalam delapan hari adalah angka spektakuler. Liga basket di level apa pun sulit mencapai angka itu,” lanjutnya.
Azrul menambahkan, dari kota-kota lain yang akan dikunjungi Honda DBL 2009, mungkin hanya Semarang, Jogjakarta, dan Pontianak yang punya peluang mengalahkan Palembang.

Jayapura, yang menjadi kota pembuka 16-23 Januari lalu, mungkin bisa mengalahkan jumlah itu bila punya peserta dan jumlah hari seperti di Palembang. Total ada 50 tim yang tampil di Palembang. Di Jayapura, ada 25 tim bertanding selama enam hari.

Azrul mengungkapkan, total penonton di sana menembus angka 17 ribu orang. Bandung, yang baru saja menyelesaikan pertandingan Sabtu lalu (21/2), punya penonton sekitar 16 ribu.

“Harus ada kombinasi minat dan kapasitas gedung yang mumpuni. Didukung kekompakan panitia DBL Indonesia, panitia lokal, serta semua partner pendukung di kota tersebut,” ujarnya.

Subki Sarnawi, general manager Sumatera Ekspres, mengaku jumlah penonton melebihi segala ekspektasi. Untuk final kemarin misalnya, pihaknya hanya mengharapkan sekitar 3.000 orang. Maklum, tiga dari empat tim finalis datang dari luar kota.

“Kami kaget dan salut, terutama penonton asal daerah yang ternyata sangat antusias mendukung timnya. Kami atas nama panitia berterima kasih kepada semua tim dan penonton atas suksesnya Honda DBL Sumeks 2009 ini,” ujarnya. Dalam final kemarin, tim putri SMAN 1 Banyuasin III mampu mempertahankan gelar, mengalahkan SMAN 1 Sekayu, 60-52.

Pada laga kedua, SMA Xaverius 3 gagal mempertahankan gelar. Kalah ketat di tangan SMAN 1 Muara Enim, 66-67. Laga kedua itu superseru. Hingga menit-menit akhir kuarter keempat, Xaverius 3 dan Muara Enim terus imbang. Sempat salip menyalip satu angka. Ketika waktu tersisa kurang dari satu menit, skor masih imbang 65-65.

Pertandingan terakhir itu benar-benar memuaskan. Usai final, para penonton berharap agar even ini terus diselenggarakan di Sumatera Selatan. “Terus terang saya pecinta basket dan selalu nonton even basket. Tapi belum pernah ada yang seheboh ini di Palembang. Tahun depan dan tahun-tahun berikutnya, Honda DBL Sumeks harus diadakan lagi,” kata Hajar Dewantara, 28, penonton asal Bukit Besar, Palembang.

"Saya yakin tahun depan akan lebih heboh lagi, karena pecinta basket Palembang sudah tahu betapa hebohnya kompetisi ini,” tambah Rani Anggraini, 22, penonton asal Plaju.

Suwito, pimpinan Astra Motor Sumatera Selatan, menambahkan bahwa even ini masih punya potensi untuk tumbuh lebih besar lagi di provinsi tersebut. “Pokoknya harus lanjut. Tantangan tahun depan, membuat gedung penuh setiap hari, bukan hanya saat final. Juga harus melibatkan lebih banyak lagi peserta dari daerah,” pungkasnya


Champion

Putri – SMAN 1 Banyuasin III

Putra – SMAN 1 Muara Enim



League DBL First Team

(Bakal berlatih bersama NBA di Surabaya)

Putri
Mellysa (SMAN 1 Banyuasin III)
Desti Damayanti (SMAN 1 Sekayu)
Windu Rohima (SMAN 5 Palembang)
Siti Masitoh (SMAN 1 Sekayu)
Novi Apriyani (SMAN 1 Banyuasin III)

Coach: Rachmat Hidayat (SMAN 1 Sekayu)

Putra
Hagai Eagle (SMA Methodist 2 Palembang)
Handy Salim (SMA Xaverius 3 Palembang)
Decki Azwar (SMAN 1 Muara Enim)
M. Hakeem Hidayat (SMAN 1 Sekayu)
Rudianto (SMAN 1 Muara Enim)

Coach: M. Hakim Syarifuddin (SMA Xaverius 3 Palembang)

Honda Most Valuable Player (MVP)

Putri – Mellysa (SMAN 1 Banyuasin III)

Putra – Handy Salim (SMA Xaverius 3 Palembang)

NBA Madness Hadir di Indonesia

22 Februari 2009



Even basketball lifestyle kelas dunia, NBA Madness, bakal hadir untuk kali pertama di Indonesia. Even yang sudah rutin diselenggarakan di berbagai negara itu terwujud berkat kerja sama NBA dengan Jawa Pos, menyambut ulang tahun harian ini pada 1 Juli mendatang. Selama bulan Juni nanti, selama empat weekend, even ini akan hadir di empat mal di Surabaya.

NBA Madness presented by Jawa Pos ini akan menghadirkan pengalaman otentik NBA untuk masyarakat Indonesia, khususnya warga Surabaya dan Jawa Timur. Even ini gratis untuk segala usia, dan semua bisa menikmati berbagai permainan dan aktivitas basket yang seru dan menyenangkan.

Even ini akan hadir dalam empat weekend, antara 4 hingga 28 Juni 2009. Pembukaan diselenggarakan di Tunjungan Plaza 3 (4-7 Juni), berlanjut ke Mal Galaxy (11-14 Juni), Royal Plaza (18-21 Juni), dan Supermal Pakuwon Indah (25-28 Juni).

Selain menyuguhkan berbagai aktivitas seru, NBA juga akan menyuguhkan penampilan khusus dari liga basket paling bergengsi di dunia tersebut. Seorang bintang NBA dan satu dance team NBA akan tampil pada weekend terakhir, sedangkan satu maskot tim NBA akan hadir pada weekend pembukaan.

Siapa pemainnya, dan dari tim mana dance team serta maskot berasal akan diumumkan kemudian.

“Kami senang bisa bekerja bersama NBA untuk mendatangkan NBA Madness ke Indonesia,” kata Azrul Ananda, wakil direktur Jawa Pos. “Basket adalah salah satu olahraga paling populer di Indonesia, khususnya di Surabaya.

Para penggemar di sini akan sangat bersemangat untuk berpartisipasi di NBA Madness pertama di Indonesia,” tambahnya.

Mark Fischer, managing director NBA Asia, menyebut NBA Madness sebagai cara yang luar biasa untuk berinteraksi dengan penggemar NBA secara global. “Indonesia punya basis pemain basket yang tumbuh pesat. NBA Madness akan memberi mereka peluang untuk merasakan secara langsung pengalaman NBA untuk kali pertama,” ujarnya.

Dalam NBA Madness, bakal ada lapangan basket mini yang disiapkan di mal-mal yang akan dikunjungi. Para penggemar dari segala umur lantas bisa berpartisipasi dalam berbagai even seru. Misalnya NBA Slam Dunk Contest, NBA 2Ball, NBA 3-Point Shootout, NBA Shooting Stars, NBA Skill Challenge, dan lain-lain.

Tahun lalu, NBA Madness ini sudah diselenggarakan di berbagai negara di Asia. Yaitu di Jepang, Korea, Taiwan, Singapura, Hongkong, dan Filipina. Khusus di Filipina, even ini sudah berlangsung selama tujuh tahun.

Even Kedua Surabaya

Hadirnya NBA Madness ini bakal menjadi catatan kedua Surabaya menjadi tuan rumah even resmi NBA. Tahun lalu, pada 23-24 Agustus, Surabaya juga menjadi tuan rumah even resmi pertama NBA di Indonesia.

Ketika itu, bintang Indiana Pacers Danny Granger menghadiri final DetEksi Basketball League (DBL), liga basket pelajar terbesar yang diprakarsai Jawa Pos. Granger juga tampil dalam NBA Basketball Clinic, memberi materi latihan kepada para champion DBL dari berbagai kota dan provinsi di Indonesia.

Sejak tampil di Surabaya, karir Granger terus melonjak. Bulan ini, dia terpilih masuk NBA All-Star, mengukuhkan diri sebagai salah satu superstar NBA.

“Kami bangga bisa terus menghadirkan bintang kelas dunia ke Surabaya, menunjukkan bahwa even-even dunia tidak harus selalu diselenggarakan di Jakarta,” kata Azrul Ananda, yang juga commissioner DBL. “Semoga ini bisa menjadi hadiah istimewa untuk warga Surabaya dan Jawa Timur, dan semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk ikut membuktikan diri,” tambahnya.

Berdasarkan pengalaman mengunjungi NBA Madness di Filipina, Azrul merasa yakin even ini bakal lebih heboh di Surabaya.
“Kita bisa melihat langsung, tanpa membayar, seorang pemain NBA beraksi. Kita bisa melihat langsung bagaimana penampilan atraktif sebuah dance team NBA. Kita juga bisa melihat langsung bahwa maskot NBA memang istimewa. Bukan sekadar pakai kostum lucu, dia juga punya kemampuan akrobatik,” papar Azrul.


Riuh Penonton Kalahkan Hujan



Biasanya, hujan adalah “musuh” utama even yang diselenggarakan di awal tahun. Kecuali mungkin di Manado, Sulawesi Utara. Meski hujan deras terus mengguyur, ribuan penonton terus berbondong-bondong menghadiri pembukaan Honda DetEksi Basketball League (DBL) Manado Post 2009, di GOR Wolter Mongisidi.

Tahun lalu, Manado merupakan kota paling heboh menyambut kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia ini. Tahun ini, antusiasme sudah terlihat sejak awal. Bila tahun lalu hanya diikuti 42 tim, tahun ini 48 tim. Penonton? Sebelum open gate pukul 14.00 WITA kemarin, lebih dari seribu tiket sudah terjual.

Total, empat pertandingan diselenggarakan di hari pertama kemarin. Jumlah penonton lebih dari 2.500 orang. Padahal, kapasitas gedung tak sampai 1.500 orang. Rombongan penonton harus rela bergantian memberi dukungan kepada tim kesayangan masing-masing.

Pada pertandingan pertama, tim putra SMAN 1 Manado tampil melawan Manado International School. Suporter SMAN 1 Manado, yang tahun lalu tampil terheboh dan memenangi gelar Supporter Award, kemarin kembali menunjukkan “kelasnya.” Dari awal sampai akhir tak henti-hentinya bernyanyi. Mulai lagu-lagu dukungan sampai lagu gereja.

Riuhnya penonton ini menenggelamkan bunyi hujan. “Juga menenggelamkan sound system 10 ribu watt yang sudah kami siapkan,” kata Puji Agus Santoso, basketball operation manager DBL Indonesia di Manado.

Kehebohan itu berbuah kemenangan. Tim SMAN 1 Manado membuka kompetisi dengan victory 38-15. “Ini ajang yang paling kita tunggu. Untuk jadi penonton memang ribet, banyak peraturannya. Tapi kehebohan DBL tidak tertandingi. Tidak ada ajang seperti ini di Manado,” kata Presly Wangkar, suporter SMAN 1 Manado.

Jan Suhartono, kapten Manado International School, mengaku bangga bisa menjadi peserta Honda DBL Manado Post 2009. Meski kalah tidak apa-apa. ”Saya tahu DBL sejak tahun lalu. Sudah target saya untuk ikut tahun ini. Kalau tahun lalu duduk sebagai penonton bersama ayah, kini jadi pemain. Meski kalah dari SMAN 1, tapi bisa jadi peserta itu cool banget,” ucap pemain berdarah Jerman-Indonesia tersebut.

Honda DBL Manado Post 2009 akan berlangsung hingga 28 Februari mendatang. Dengan kehebohan hari pertama ini, sangat mungkin jumlah penonton di Manado akan melonjak lebih dari 50 persen. Beberapa kota lain yang menyelenggarakan even ini untuk tahun kedua mengalami lonjakan seperti itu.

Setelah pembukaan Manado, dua final berturut-turut diselenggarakan di Bandung dan Palembang. Hari ini, final Honda DBL West Java 2009 dilaksanakan di C-tra Arena Bandung. Sebagai kompetisi terbesar di luar Jawa Timur, final ini dimeriahkan oleh penampilan grup Bandung yang sedang naik daun, Rocket Rockers.
Minggu besok (22/2), giliran final Honda DBL Sumatera Ekspres 2009 di Palembang.


Sulit Tahan Tangis di Final Bandung



Dari 16 kota yang dikunjungi Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009, Bandung termasuk yang paling besar dan panjang. Kemarin, setelah berlangsung sejak 6 Februari lalu, berakhirlah kompetisi yang diikuti 70 tim dari 12 kota dan kabupaten se-Jawa Barat tersebut.

Dan Final Party yang diselenggarakan di GOR C-tra Arena kemarin benar-benar menggemparkan. Lebih dari 4.000 penonton menyaksikan dua pertandingan pamungkas, antara tim putri SMAN 1 Bandung melawan SMAN 9 Bandung dan tim putra SMA Trinitas Bandung melawan SMAN 9 Bandung.

“Gokiiiil abiiiiis! Gila acaranya. Saya sama teman-teman sudah sering banget lihat tim kami main di liga lain. Tapi nggak kayak gini. Ada sih yang mirip kayak gini, tapi nggak se-Yes ini, nggak se-gereget ini. Sampai merinding saya tadi,” kata Aghnia Pertiwi, suporter SMAN 1 Bandung.

Final kemarin memang dikemas dengan standar tinggi, setara dengan final yang biasa diselenggarakan di “rumah” DBL, di Surabaya, Jawa Timur. Dua screen besar dipasang di dua sudut C-tra Arena. Para pemain masuk ke lapangan dengan dipanggil satu per satu, dan wajah mereka terpampang di layar besar.

Artis lokal Bandung, rapper Ebith Beat A dan grup seru Rocket Rockets ikut memeriahkan suasana. Tapi, yang membuat suasana paling berkesan adalah diputarnya lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum setiap pertandingan.

“Kami sudah sering mengikuti liga basket. Tapi DBL yang paling luar biasa. Benar-benar berbeda dari semua liga yang pernah ada. Lebih profesional dari yang profesional malah kalau saya bilang mah. Mulai dari harus berpakaian resmi sampai pakai Indonesia Raya. Mana ada yang kayak gini. Kami bangga jadi bagian dari DBL pertama (di Jabar) ini,” tutur Nurfian Samsi, pelatih SMAN 7 Bogor.

Di antara para tamu penting, kemarin hadir pula Noviantika Nasution, ketua umum PB Perbasi Pusat. Dia pun mengaku takjub dengan penyelenggaraan perdana Honda DBL di Bandung ini.

“Luar biasa! Padahal ini penampilan pertama di sini, tapi antusiasme penontonnya luar biasa. Saya sampai geleng-geleng kepala. Jawa Barat, apalagi Bandung, memang tempatnya basket. Memang sudah lama menunggu even seperti ini,” ucapnya. “Saya senang sekali DBL hadir di Jawa Barat. Apalagi jika tahun depan dapat lebih meluas lagi, tidak hanya di Bandung,” lanjut Noviantika.

Momen menyentuh sempat terjadi sebelum pertandingan pertama. Saat itu, panitia memberi penghormatan kepada Dani Prasetyo, pemain SMAN 15 Bandung yang meninggal dunia karena kecelakaan di tengah-tengah kompetisi.

Dani dan timnya tampil pada pertandingan pembuka, melawan SMAN 14 Bandung, 6 Februari lalu. Waktu itu, SMAN 15 menang satu angka, 36-35. Dani-lah pencetak poin penentu kemenangan.

Sayang, setelah itu Dani pergi, tak bisa lagi bertanding. Kemarin, ibunda Dani, Yati Sumiyati, ikut diajak berdiri di tengah lapangan untuk menyanyikan Indonesia Raya. Dia mengajak serta seorang kerabat. “Saya takut pingsan di tengah lapangan,” ucapnya.

Teman-teman Dani mengaku bangga. “Impian Dani tercapai. Dani teh selalu ngimpiin bisa ngerasain final DBL. Dia bilang ke saya, ‘Na… Kita harus masuk final ya.’ Makanya dia yang paling semangat di antara kita,” tutur Reina Ayulia Rosadiana, teman dekat Dani di SMAN 15 Bandung.

Ketika foto Dani terpampang di layar lebar sebelum Indonesia Raya, Reina yakin sahabatnya itu melihat dan tersenyum. “Pokoknya kami bakal terus meneruskan semangat Dani. Tahun depan DBL balik ke sini lagi ya. Kami pengin meneruskan perjuangan Dani,” kata Reina dengan mata berkaca-kaca.

Kemarin, tim putri SMAN 1 Bandung tampil sebagai juara, menang sengit atas SMAN 9, 43-32. Bintangnya, si mungil Marisya Rizkia, lantas terpilih sebagai Honda Most Valuable Player (MVP).

“Bangga banget. Rasanya beda. Saya sudah pernah jadi juara, tapi paling bangga ya jadi juara DBL ini. Saya jadi ngerasa eksklusif gimana gitu. Pokoknya, ini satu-satunya even yang paling wah. Saking bangganya, tadi sampai sulit nahan tangis,” kata Marisya, yang kemarin jatuh bangun mengejar kemenangan.

Di laga putra, SMAN 9 yang dikenal sebagai “sekolah basket” di Bandung berhasil menjadi juara, menang 48-40.

Dengan kehebohan final pertama di Bandung ini, panitia menjadi bersemangat untuk kembali lagi tahun depan. “Sudah ada pemikiran untuk membagi Jawa Barat menjadi beberapa wilayah, seperti yang kami lakukan di Jawa Timur. Terima kasih atas dukungan semua pihak di Jawa Barat. Semoga keinginan kami tahun depan bisa terwujud,” kata Azrul Ananda, commissioner DBL.