
Postur para pemain basket SMP rata-rata memang masih mungil. Beberapa bahkan kurang dari 150 cm. Tapi, mereka malah menjadi andalan di timnya.
Ada seorang pemain yang kerap menarik perhatian ketika SMP Angelus Custos 1 Surabaya bertanding. Salah satu posisi starting five-nya terdapat pemain mungil dengan nomor punggung 8. Namanya Stanley Koeve. Yang membuat Stanley kerap dilirik adalah postur tubuhnya yang cenderung mungil dengan tinggi 143 cm.
Tapi, jangan salah. Stanley termasuk pemain andalan AC1 (sebutan SMP Angelus Custos 1). Dia selalu bermain ngotot. Tidak jarang Stanley harus mempertahankan bola dari pemain dengan tinggi jauh melebihi dirinya.
Kegigihannya berani "bertarung"itu membuat coach AC 1, Njoo Soen Eng memasukkannya ke tim inti di Babak Penyisihan Grup Honda DBL Junior 2010. "Ketika kali pertama dia menyatakan ingin bergabung dengan tim, saya mengatakan "Mau berusaha keras?"dan dia jawab mau. Melihat sekali dua kali permainannya, ternyata dia punya talen menjadi playmaker. Akhirnya dia bisa,"ujar Njoo Soen Eng.
Tidak jarang Stanley mendengar omongan kurang enak. Terutama tentang kapabilitasnya bergabung ke skuad inti AC1. Namun, Stanley tidak mengacuhkan suara-suara "sumbang"tersebut. Justru dirinya semakin optimistis membuktikan kemampuan dirinya bisa bergabung ke skuad basket AC1.
"Aku nggak peduli dengan kata-kata orang di luar sana. Namun, aku bisa buktiin bahwa aku bisa. Yang bikin aku sedikit nggak nyangka ketika aku terpilih menjadi starting line up di dua pertandingan terakhir. Hal itu aku jadikan kesempatan menunjukkan ke pelatih,"ujar Stanley yang juga mengidolakan Nate Robinson dari Boston Celtics ini. Robinson merupakan salah satu pemain "pendek"di NBA. Tingginya "hanya"175 cm.
Helen Dwi Rahayu juga menjadi pemain paling mungil di skuad tim putri SMPN 1 Wonoayu Sidoarjo. Dia punya tinggi 144 cm. Namun, dengan kemampuannya mengatur ritme permainan tim, dia dipilih coach Abdul Malik menjadi kapten tim.
Helen (sapaannya) memang baru mendapat kesempatan bergabung dengan skuad basket SMPN 1 Wonoayu tahun ini. "Ketika ditunjuk kapten, aku harus lebih tanggap dengan kondisi tim dan mengatur ritme teman-teman. Awalnya sedikit kaku, tapi lama-lama terbiasa. Paling tidak ada manfaat yang membuat aku bisa berpikir lebih panjang,"ucap Helen.
Keputusan memilih Helen sebagai kapten tim punya dasar kuat. "Meskipun posturnya kecil, ia bisa bersikap lebih dewasa dari rekan-rekannya. Hal itu memang ditunjang umurnya yang juga lebih dari anak-anak. Kemampuan inteligensinya juga lebih, sehingga mampu berpikir jernih di tengah tekanan. Itulah kapten," tandas Malik.
0 komentar:
Posting Komentar