Menang Overtime, Sedes Sapientiae ke Final

31 Maret 2009


 Laga ketat mewarnai babak Fantastic Four Honda DBL Radar Semarang 2009, Rabu (25/3). Tim putri SMA Sedes Sapientiae Semarang harus melalui babak overtime sebelum meraih kemenangan atas SMA Tri Tunggal Semarang, dan memastikan tempat di Final. 
Sejak tip off, kedua tim langsung tampil menggebrak. Pemain Sedes Sapientiae maupun Tri Tunggal bergantian melancarkan serangan. Namun, di kuarter satu-dua, Tri Tunggal lebih unggul berkat mesin pencetak poin mereka, Indri Hapsari Djohan.

Setelah half time, para pemain Sedes Sapientiae pun memperketat defense. Mereka menggunakan strategi box one untuk menghadang laju Indri. Mereka pun sempat membalikkan keadaan dan leading di kuarter tiga.

Memasuki kuarter empat, suasana makin memanas. Kejar mengejar poin antara kedua tim pun terjadi. Indri dibantu dua pilar Tri Tunggal lainnya, Esther Hilsa dan Vanessa Pinkan, membawa timnya kembali unggul di kuarter ini. Pada sisa waktu tujuh detik, Tri tunggal masih unggul tipis dua poin dengan skor 45-43.

Sayangnya, sang ujung tombak tim, Indri terkena fouled out di detik-detik akhir kuarter keempat tersebut. Sedes Sapientiae pun punya kesempatan untuk menyamakan skor lewat hadiah free throw. Dua tembakan bebas yang diluncurkan Nike Silvia, pemain Sedes Sapientiae, gagal masuk.

Untungnya, Yuke Dwiky dengan sigap melakukan offensive rebound dan berhasil memasukkan bola ke dalam ring hingga membuat kedudukan imbang 45-45. Tembakan dua poin tersebut memaksa terjadinya perpanjangan waktu.

Di babak overtime, Sedes Sapientiae di atas angin karena keluarnya Indri membuat Tri Tunggal bermain pincang. Akhirnya, babak perpanjangan waktu tersebut berhasil dimenangkan oleh SMA Sedes Sapientiae dengan skor akhir 59-53.

Pelatih SMA Tri Tunggal Xaverius Wiwid Agus mengatakan, timnya sudah berusaha maksimal. Sayangnya, sang pemain andalan terkena fouled out. Makanya, saat babak overtime timnya limbung. ”Keluarnya Indri Hapsari Djohan membuat permainan tim langsung turun. Tapi kami akan membalas kekalahan SMA Sedes Sapientiae pada DBL tahun depan. Tahun depan, kami harus lebih mantap,” janjinya.

Sementara pelatih SMA Sedes Sapientiae, Agustinus Sinasa Sudawi Songga mengatakan, babak semifinal melawan SMA Tri Tunggal adalah pertandingan yang berat. Karena dirinya menganggap pertandingan ini merupakan final bagi Sedes Sapientiae.

”Bagi saya kemenangan ini seperti menang final. Lawan bermain sangat bagus. Indri pemain yang bagus. Makanya, saya fokus pakai defense box one untuk mematikan pergerakan Indri,” jelas Agustinus.

Kemenangan Sedes Sapientiae ini juga ditunjang faktor mental yang kokoh dari para pemainnya. ”Di kuarter awal, kami kalah karena bermain terburu-buru. Di kuarter tiga kami bermain lebih tenang. Saya bangga anak-anak berjuang sampai detik terakhir. Kuat mental dan percaya diri. Itulah kunci kemenangan kami,” bebernya.



Sehari datang, langsung meeting NBA Madness


Markas DBL Indonesia di Graha Pena Jawa Pos, Surabaya, akhirnya kembali ramai. Kru DBL Indonesia yang selama tiga bulan terakhir keliling Indonesia, menggelar Honda DBL 2009 di 11 provinsi, kembali berdatangan. 
Selama Honda DBL 2009 berlangsung, kru DBL Indonesia dibagi menjadi tiga tim. Ketiga tim itu punya julukan sendiri-sendiri. Ada tim Tempur yang dipimpin manager basketball operation, Puji Agus Santoso dan tim Bibir Plus yang dikoordinatori manager basketball operation, Donny Rahardian. Tim ketiga menyebut dirinya Kepompong, dipimpin coordinator basketball operation, Yondang Tubangkit.

Tiap tim rata-rata berisi enam orang, yang formasinya di setiap kota tidak selalu sama. Mereka bergerak ibarat kutu loncat. Berpindah satu kota ke kota lainnya, kadang hanya dalam jeda waktu sehari. Selesai final di satu kota, mereka disambut technical meeting di kota yang baru. Begitu seterusnya hingga kesebelas kota “terjajah” oleh Honda DBL 2009. 
Pergerakan ala kutu loncat itu baru bisa istirahat usai final Honda DBL Radar Jogja 2009, Jumat (27/3). Sejak Sabtu (28/3) lalu, para personel tim-tim itu mulai kembali ke Surabaya. Yang terakhir tiba adalah tim Tempur, yang sampai di markas DBL Indonesia Minggu (29/3).

Kedatangan mereka disambut sorakan gembira oleh kru DetEksi dan DBL Indonesia yang ada di Surabaya. Ada yang bersorak karena memang kangen, ada pula yang berteriak girang karena menunggu oleh-oleh mereka, he he. 
Tapi, kru DBL Indonesia hanya istirahat sementara. Sebab, masih ada kompetisi di lima kota lain yang menunggu. Mulai 17 Juli mendatang, Honda DBL 2009 akan kembali bergulir serentak di Banjarmasin dan Pontianak. Setelah itu, kompetisi digelar hampir bersamaan di Samarinda, Malang, dan Surabaya.

Namun sebelum itu, satu proyek besar juga menunggu mereka. Yakni, event basketball lifestyle kelas dunia, NBA Madness, yang akan digelar di Surabaya Juni mendatang. Even tersebut akan hadir dalam empat weekend, antara 4 hingga 28 Juni 2009.

Pembukaan diselenggarakan di Tunjungan Plaza 3 (4-7 Juni), berlanjut ke Mal Galaxy (11-14 Juni), Royal Plaza (18-21 Juni), dan Supermal Pakuwon Indah (25-28 Juni). Dalam even itu, pengunjung akan disuguhi berbagai games khas NBA, seperti NBA Slam Dunk Contest, NBA 2Ball, NBA Skill Challenge, dan lain-lain. Rencananya, even tersebut juga akan menghadirkan maskot salah satu tim NBA, seorang pemain NBA serta satu dance team NBA.

Mempersiapkan even sekelas NBA Madness jelas butuh planning matang. Kru DBL Indonesia tentu saja tidak bisa meluruskan kaki terlalu lama. Kemarin (30/1), hanya sehari setelah tim terakhir tiba di Surabaya, mereka langsung meeting untuk mempersiapkan NBA Madness.

”Memang, beberapa kru masih capek karena baru kembali dari luar kota. Tapi, kami sangat antusias, karena even berskala internasional seperti NBA Madness ini baru kali pertama diadakan di Indonesia. Acara yang bisa dinikmati penggila basket, maupun penonton umum. Saat ini, kami sedang mematangkan konsep lewat beberapa kali conference call dengan tim NBA. Tunggu saja, seperti apa kehebohan NBA Madness bulan Juni nanti,” ujar general manager DBL Indonesia, Masany Audri.

Bukan hanya kru DBL Indonesia yang tak sabar menantikan NBA Madness tiba. Para pemain yang pernah berlaga di Honda DBL 2009 juga menunjukkan antusiasme yang tinggi menyambut even resmi NBA itu.

“Wih, kayaknya seru ya. Lihat pemain NBA mbasket (main basket, Red) di tengah mal, he he. Aku pengin dateng,” ujar Camellus Julio Christie Tamtama, kapten tim putra SMA Kolese De Britto, Jogjakarta, yang terpilih sebagai MVP Honda DBL Radar Jogja 2009.

Penggemar basket di Indonesia, bersiap-siaplah menyambut NBA Madness di Surabaya bulan Juni nanti. Buat DBL Fans, sabar ya, Juli nanti kami akan kembali


a stroy about Sumiati

25 Maret 2009


Basketball, looks like it’s just kind of ordinary sport for most of people. Anyhow, basketball have it own place in my heart. I love it very much and sometime I called it “My heartbeat”. I’m so passionate with it. I was dreaming to be a great basketball player but looks like God has other plan for me and I believe that the other plan HE prepares gonna be great^^

Let me share something about girl named “Sumiati”.

She’s a phenomenon in Surabaya this latest 3 years. I saw her play basketball in DBL (Deteksi Basketball League), a basketball competition which is held by Jawa Post. Sumiati is YPPI 2’s school student. She won the DBL 2006 and DBL 2007 YPPI 2 team. What a great achievement, isn’t it?

What’s so special about this girl ?

Her Ability

Her basketball ability is outstanding. Her basketball skill is above the average for high school student. This girl has amazed a lot of audience who watched her games. This #12 girl jersey has score 45 point, 19 rebound and 11 assist in Final Four. What an outstanding form? Her highest point record is 48 points when YPPI 2 defeat SMAN 5 by 111-0. She also break her own record in DBL 2007 Final Game by scoring 58 points against Ciputra. And her skill was not get by doing nothing or naturally but by practice, perseverance and hardworking. ”I practice basketball twice a day, even three times a day until late night,“ said forward which is born in Tuban, April 16th 1990. (Jawa Post)

Her father, Munsori (35) is a labourer. Her mother, Basimah (34) is only a house maid but thats not made her lose her heart and shame with it. She turned it into achievement and achievement. Lucky her, her parents is very supportive. Her mother also taught her about humbleness and respect others.

“Don’t ever wished to be a great people. But try to become a good people,” said Sumiati imitating her mother words. (Jawa Post)
So, what I want to share here..

1. You can be what u wanna be, no matter who you are, Hardworking and perseverance is the key. Like Thomas Alfa Edison said:

“One percent inspiration, ninety-nine percent perspiration” 

2. Money is important but you won’t ever bought achievement with it.

Come on!

(Source : http://www.inijie.com/index.php/2007/08/23/sumiati-anak-tukang-cuci-yang-jagoan-basket/)

Duel Jagoan Putri Semarang di Fantastic Four


Laga seru akan mewarnai babak Fantastic Four Honda DBL Radar Semarang 2009 hari ini. Dua tim jagoan putri, SMA Theresiana 1 Semarang akan berhadapan dengan champion tahun lalu, SMA Karangturi Semarang, berebut tempat di Final. 

Pertarungan kedua sekolah tersebut merupakan catatan menarik. Sebab, di Semarang, kedua sekolah tersebut dikenal memiliki reputasi bagus di bidang basket. SMA Karangturi memborong juara putra dan putri Honda DBL Radar Semarang tahun lalu. Kala itu, tim putra SMA Theresiana 1 menjadi runner-up. 
Meski tahun lalu tidak mengirim wakil putri, kekuatan tim putri SMA Theresiana tidak bisa dianggap enteng. Selama tampil di Honda DBL Radar Semarang 2009 ini, permainan mereka selalu terlihat ngotot dan kompak.

Dengan skill merata, pemain Theresiana selalu tampil disiplin, baik dalam defense maupun offense. Soal mental pun sudah cukup teruji. Ketika berhadapan dengan SMA Satya Wacana Salatiga, Minggu (22/3) lalu, Theresiana sempat tertinggal. Namun, mental para pemainnya tidak goyah. Mereka terus berjuang, hingga bisa menyusul dan akhirnya unggul satu poin di akhir pertandingan.

Lawannya, SMA Karangturi, dikenal memiliki skill individu yang di atas rata-rata. Didukung postur pemain yang tinggi-tinggi, pola permainan agresif sejak awal, Karangturi selalu sukses menang dengan selisih skor jauh. Seperti ketika mengalahkan SMA Kebon Dalem Semarang, 83-12, Rabu (18/3) dan mengalahkan SMAN 1 Pati, 52-12, Sabtu (21/3) lalu.

Laga hari ini merupakan pertemuan pertama bagi tim putri SMA Theresiana 1 dan SMA Karangturi. Mungkin karena itu, kedua tim tidak berani sesumbar. ”Kami sudah banyak mendengar tentang pola main dan kekuatan lawan. Mereka punya tiga pemain andal yang harus diwaspadai. Tapi, karena belum pernah bertemu sebelumnya, tentunya itu jadi tantangan buat kami. Soal strategi, masih rahasia. Yang pasti, pertandingan hari ini dijamin akan berlangsung seru,” ujar Elvira Prasetyo, guard Karangturi.

Tim putri Theresiana turut mengamini jika duel hari ini sangat penting dan bakal menguras tenaga. ”Kami tahu Karangturi juara bertahan. Tapi, kami tak akan menyerah begitu saja. Kami akan memberikan perlawanan ketat,” ujar Tazia Feby, forward Theresiana.

Tazia menambahkan jika timnya sudah memiliki strategi khusus untuk menghadapi Karangturi. ”Yang pasti memperkuat defense. Denger-denger, Amelia (Herawati, center Karangturi yang selama Honda DBL Radar Semarang 2009 belum pernah main karena sakit, Red) sudah bisa tampil. Kekuatan mereka pasti bertambah. Kami harus menyiapkan stamina. Mental juga jangan sampai down,” lanjutnya.

Selasa (24/3) kemarin, tim putri Theresiana libur latihan. Mereka fokus menyiapkan stamina dan mental untuk menghadapi laga penting hari ini. Sementara tim Karangturi tetap mengadakan latihan ringan untuk memantapkan strategi.

Tak hanya pemain yang sibuk mempersiapkan diri, suporter mereka juga sibuk menyiapkan dukungan. Pihak sekolah pun memberikan apresiasinya lewat himbauan agar seluruh siswa dan guru menonton langsung perjuangan tim di GOR Sahabat, Semarang.

”Kira-kira, kami akan membawa 400 suporter. Selain teman-teman sekolah dan guru, keluarga dan alumni juga bakal datang. Mereka akan men-support kami habis-habisan agar bisa lolos ke Final,” kata Stephanie Kusuma Jaya, guard Theresiana.

Pemenang laga Theresiana v Karangturi akan berhadapan dengan pemenang laga SMA Sedes Sapientiae Semarang melawan SMA Tri Tunggal Semarang. Di kubu putra, SMAN 4 Semarang akan menantang champion tahun lalu, SMA Karangturi Semarang, dan SMA Satya Wacana melawan SMA Theresiana 1 Semarang.

Tim-tim pemenang laga hari ini akan melaju ke Final Honda DBL Radar Semarang 2009 yang akan dilangsungkan pada 28 Maret mendatang.

Tanding Bersemat Pita Hitam untuk Hormati Ibu Kawan


Tim putri juara bertahan Honda DBL Radar Jogja 2008, SMA Bopkri 1 Jogjakarta, kemarin tidak bisa bertanding full team ketika melawan SMAN 6 Jogjakarta. Sebab, salah seorang pemain tim ini, Meyditha Puspa Kenaka, sedang berduka. Ibunda Meydita, Ninis Indah Sosialisty, meninggal dunia kemarin pukul 00.30 dini hari karena penyakit kanker rahim. Meydita pun harus mengantarkan sang ibunda ke peristirahatan terakhir di Jakarta, kota tempat tinggal keluarga besarnya. 

Karena harus terbang ke Jakarta itulah, Meyditha absen dari laga Honda DBL kemarin. ”Saya ingin sekali bisa tanding sama teman-teman di DBL. Saya ingin bisa champion lagi. Tapi, kali ini absen dulu saja. Semoga teman-teman menang dan saya masih bisa membantu di pertandingan berikutnya,” harap Meyditha yang ketika dihubungi sudah berada di Jakarta.

Sementara di GOR UNY Jogjakarta, tim SMA Bopkri 1 memberikan penghormatan terakhir kepada ibunda Meyditha. Mereka bertanding dengan mengenakan pita hitam yang disematkan di dada. ”Mey itu kan teman kami. Dia berduka, satu tim ini juga sedih. Makanya, kami pakai pita hitam ini untuk menunjukkan perasaan itu,” ujar Nila Christy Hayuningtyas, forward SMA Bopkri 1 Jogjakarta.

Sebelum pertandingan melawan SMAN 6 kemarin dimulai, mereka juga meminta kepada panitia memberikan waktu untuk berdoa bersama. Tim Bokpri 1, SMAN 6, dan semua yang berada di GOR UNY pun mendoakan kepergian ibunda Meyditha. ”Semoga mama Mey bisa meninggal dunia dengan tenang. Kami juga berdia agar Mey bisa sabar menerima keadaan ini,” kata Nila.

Pertandingan kemarin pun berjalan tanpa kehadiran Meyditha yang merupakan salah seorang pemain andalan Bopkri. Bagi tim ini, Meyditha merupakan pemain serbabisa. Dia jagoan di banyak posisi. ”Kami harus atur strategi khusus kalau tidak ada Mey. Semoga bisa menang dan siapa tahu ini bisa sedikit menjadi obat dukanya,” kata Andi Suryadi, coach Bopkri 1, sebelum pertandingan dimulai.

Namun, meski tanpa kehadiran Meyditha, Bopkri 1 masih bisa menunjukkan taringnya. Kemarin, mereka bertanding apik dan berhasil menang jauh, 51-10 atas SMAN 6 Jogjakarta. Kemenangan tersebut tentu melegakan Meyditha. ”Semoga aku bisa ikut di pertandingan yang berikutnya, sampai bisa bawa Bopkri jadi juara lagi,” kata pemain yang tahun lalu juga mengikuti NBA Basketball Clinic di DBL Arena, bersama pemain All-Star NBA asal Indiana Pacers, Danny Granger tersebut.

Meyditha mengaku bahwa keinginannya untuk bisa menang di Honda DBL Radar Jogja 2009 juga karena support dari sang ibu. ”Memang untuk ikut DBL yang 2009 ini, aku belum sempat cerita ke mama. Soalnya, dua bulan terakhir mama koma. Tapi, setelah aku pulang dari NBA Basketball Clinic di Surabaya, mama pernah bilang, kalau aku memang suka basket, aku harus fokus. Jadi, hasilnya akan bisa total. Mama selalu mendukung,” cerita pemain berusia 17 tahun tersebut.

Semoga apa yang dicita-citakan oleh Meyditha bisa terkabul dan sang bunda bisa tersenyum bangga di alam abadi sana. Semoga juga, semangat Meyditha untuk bisa membahagiakan orang tuanya lewat basket bisa ditiru oleh pemain-pemain yang lain. Semangat ya!

De Britto Show di Opening Jogja

Jogjakarta menjadi kota kesebelas yang menjadi tuan rumah kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009. Meski diguyur hujan lebat, lebih dari 3.000 orang datang menonton, mengalir bergantian mengisi GOR UNY.

Kemarin empat pertandingan mewarnai pembukaan Honda DBL Radar Jogja 2009. SMA Kolese De Britto Jogjakarta, peserta baru tahun ini, langsung mencuri perhatian dalam laga perdana. Mereka show bukan hanya di lapangan, juga di pinggir lapangan dan tribun.

Di lapangan, tim putra De Britto tampil dominan. Mereka membuka kompetisi yang diikuti 34 tim ini dengan kemenangan 35-13 atas SMAN 5 Jogjakarta.

Tim yel-yel mereka, yang terdiri atas 12 anak dengan aneka dandanan sporty, mampu mengocok perut penonton. Baik saat menyoraki tim di sisi lapangan maupun saat tampil di tengah lapangan ketika half-time. Dandanan sporty mereka bukan hanya basket atau tenis, tapi juga pancing, penyelam (lengkap dengan sepatu katak), dan skateboarder. Rupanya, tim yel-yel itu diambil dari anak-anak teater De Britto.

Suporter De Britto, yang jumlahnya ratusan dan kompak dandan hitam-hitam, juga terus menyanyikan berbagai macam lagu di tribun. Mulai Padamu Negeri hingga Doraemon.

’’Kami beruntung dapat bermain di DBL ini. Karena tidak hanya mengembangkan satu bidang saja, cabang olahraga basket, tapi juga bidang lainnya, seperti teater yang masuk tim yel-yel. Kompetisi-kompetisi sebelumnya yang ada di Jogjakarta belum pernah ada yang sekomplet ini,’’ tutur Romo Guido, wakil kepala sekolah SMA Kolese De Britto.
Meski Honda DBL sudah diselenggarakan sejak tahun lalu di Jogjakarta, De Britto baru tahun ini ikut. Romo Guido mengaku sempat tidak mengizinkan timnya berpartisipasi. Tapi, anak-anak basket sangat ingin tampil. Setelah melakukan pertemuan dan anak-anak basket berkomitmen partisipasi mereka tidak mengganggu sekolah, akhirnya mereka pun mendaftarkan diri.

Kemarin Romo Guido menyaksikan anak-anaknya tampil dahsyat di lapangan. Dan, sekarang mereka punya target mantap di Honda DBL Radar Jogja 2009.

’’Melihat penampilan kami di babak pertama ini, kami tidak tanggung-tanggung mematok target meraih juara,’’ ucap Wawan Setyadi, guru olahraga sekolah tersebut.

Tahun lalu, saat Honda DBL masih diselenggarakan di sebelas kota, sepuluh provinsi, penonton di Jogjakarta merupakan yang terbanyak di luar Jawa Timur (home base DBL Indonesia). Panitia menyebutkan, jumlah penonton 16.500 lebih dalam enam hari pertandingan.

Tahun ini jumlah penonton di kota-kota ’’lama’’ Honda DBL banyak yang melonjak tajam. Bahkan, naik sampai lebih dari 200 persen. Kota-kota baru juga spektakuler, seperti Jayapura, Denpasar, dan Bandar Lampung.

Di Jogjakarta, panitia mengaku sudah bersyukur bila penonton tahun ini bisa menyamai tahun lalu. ’’Kami selalu berusaha untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi. Kerja keras ya, mimpi terlalu tinggi tidak,’’ kata Azrul Ananda, commissioner DBL, yang kemarin siang tiba di Jogjakarta setelah sehari sebelumnya menyaksikan final di Bandar Lampung.

Memang, sudah ada tanda-tanda penonton bakal bertambah. Jumlah penonton pembukaan sedikit lebih baik daripada pembukaan tahun lalu. ’’Andai tidak hujan, kami yakin jauh lebih banyak,’’ kata Berchman Heroe, ketua panitia Honda DBL Radar Jogja 2009. ’’Kami tetap yakin penonton total nanti tumbuh signifikan,’’ tambahnya.

Kemarin rombongan penonton terbanyak datang dari SMAN 3 Jogjakarta. Hampir 400 orang memenuhi salah satu sudut GOR UNY. Tahun lalu suporter SMAN 3 berhasil meraih gelar suporter terbaik. Tahun ini mereka ingin mempertahankan gelar itu.

’’Kami mewajibkan setiap kelas mengirimkan wakil minimal 20 orang (dari total 17 kelas, Red). Kalau kurang dari syarat minimal, mereka didenda Rp 20 ribu untuk kas massa,’’ terang Prasda Kharisma Arasy Amri, ketua 2 OSIS SMAN 3. ’’Kas massa itu untuk membiayai pengadaan perlengkapan suporter. Misalnya, syal,’’ imbuhnya.

Rupanya, OSIS SMAN 3 memang menyiapkan dana dukungan untuk Honda DBL sejak tahun lalu. ’’Kami masukkan kegiatan ini (DBL, Red) sebagai bagian dari program OSIS,’’ ungkap Prasda.

Guru pendamping tim SMAN 3 Sumaryoto membenarkan adanya program itu. Dia menyatakan, partisipasi total di even tersebut memberikan manfaat yang terasa. ’’Tidak ada jarak anak kelas I, II, dan III,’’ ujarnya.
Kemarin rombongan SMAN 3 masih berbahagia. Tim putranya mengalahkan SMKN 2 Depok 33-10.
Honda DBL Radar Jogja 2009 berlangsung hingga 27 Maret mendatang.

Mundur dari Tim karena Tak Mau Coreng Student Athlete

21 Maret 2009



Konsep student athlete selalu dikembangkan oleh Honda DBL di berbagai kota yang dikunjunginya. Karena itu, sangat menyenangkan bila ada fans DBL yang menyadari bahwa sebagai pelajar, peserta kompetisi ini memang harus mengutamakan sekolah daripada performa di lapangan.

Hal inilah yang dijadikan pegangan oleh Omar Adrian Rozak, pemain SMA De Britto Jogjakarta. Secara personal, dia mengundurkan diri dari tim basketnya dan memilih tidak mengikuti Honda DBL Radar Jogja 2009.

”Soalnya di De Britto aturannya ketat. Semester satu lalu, aku punya lima nilai yang gagal. Memang, nilai semester satu ini nggak diperhitungkan untuk kenaikan kelas. Tapi, kalau di semester dua nanti aku gagal tiga nilai saja, bisa langsung nggak naik kelas. Makanya, aku memilih untuk mundur dari tim,” ujar Omar.

Bagi Omar, pengunduran diri tersebut bukan hal mudah. Kali pertama mengetahui nilainya mengkhawatirkan, Omar berusaha tidak ambil pusing. ”Waktu tahun lalu DBL ada di Jogja, aku masih SMP. Setiap hari, aku nonton DBL. Aku sudah membayangkan bisa main di sini pas SMA,” ceritanya.

Tapi, Omar berpikir ulang. “DBL ini pakai konsep student athlete. Kalau aku sampai bela-belain tanding tapi nilaiku hancur, malu-maluin DBL banget. Mungkin aja aku bisa menang, tapi kalau setelah itu nggak naik kelas gimana?” katanya. ”Yang diletakkan di depan itu student, artinya kewajiban utama jadi pelajar, baru sampingannya main basket. Kalau tujuan utama gagal, yang sampingan nggak berguna,” tambah Omar.

Ketika ditanya perasaannya setelah mengundurkan diri dari tim, Omar terdengar kecewa. Apalagi, tim sekolahnya berhak bertanding pada laga pembuka Honda DBL Radar Jogja 2009 hari ini di GOR UNY Jogjakarta. ”Nyesek lho datang nonton opening besok (hari ini), padahal harusnya aku tanding. Tapi, aku pasti tetap mendukung teman-teman lah,” ungkapnya.

Omar mengaku, setiap kali merasa menyesal, dia akan kembali mengingat alasan mengambil keputusan berat itu. ”Tahun ini aku harus berkorban dulu. Memperbaiki semua nilai. Biar tahun depan bisa ikut DBL,” mantap cowok bertinggi badan 191 cm ini.

Lalu, iseng-iseng, Jawa Pos menggoda Omar dengan memberikan satu pertanyaan: Kalau tahun depan DBL tidak diadakan di Jogja lagi bagaimana?

”Haaa?” reaksi Omar lantas tertawa kecut. ”Ya jangan ya. DBL wajib balik lagi ke sini tahun depan. Jangan sampai nggak balik ya. Di sini kan pesertanya bagus. Yang mau ikut banyak. Penontonnya banyak. Jadi, wajib balik lagi ya. Ya?” rayunya.

He he he. Iya deh… Doakan saja tidak ada halangan untuk membuat kompetisi ini kembali lagi ke D.I Jogjakarta tahun depan.

Yang tidak kalah seru adalah perjalanan Honda DBL 2009 seri Jawa Tengah. Setiap hari, jumlah penonton di Semarang terus meningkat. Mereka juga semakin heboh mendukung tim basketnya bertanding.

Misalnya saja, suporter tim putra SMAN 6 Semarang yang kemarin bertanding melawan SMKN 4 Semarang. Para suporter yang datang terkoordinir tak berhenti heboh mendukung sekolahnya dengan nyanyian-nyanyian dukungan. Wah... Semarang semakin seru nih. Jogjakarta jangan kalah ya!

Tiga Hari Deg-Degan Tunggu STTB Dikirim dari Papua



Kompetisi basket pelajar Honda DBL 2009 kini merambah provinsi D.I, Jogjakarta. Pada 21 Maret mendatang, Opening Honda DBL Radar Jogja 2009 bakal digelar. Total 34 tim, terdiri atas 20 tim putra dan 14 tim putri, akan berlaga di kompetisi yang tahun ini diselenggarakan untuk kali kedua tersebut.

Perjuangan bersimbah peluh yang sebenarnya bagi para peserta memang baru akan dimulai pada 21 Maret nanti. Namun, beberapa tim sudah harus fight sejak mengumpulkan kelengkapan pendaftaran.

Salah satu yang mengalaminya adalah tim putri SMA Stella Duce 2 Jogjakarta. Tim ini punya komposisi yang sangat multikultur. Dari 12 pemain Stero – julukan SMA Stella Duce 2 – yang terdaftar sebagai peserta, hanya dua orang yang asli Jogjakarta. Tujuh pemain berasal dari provinsi Papua, tepatnya dari Wamena, Jayapura, dan Timika. Sementara itu, pemain lain berasal dari Denpasar, Palembang, dan Samarinda.

Daerah asal yang jauh ternyata sempat jadi kendala bagi tim ini saat mendaftar ke Honda DBL Radar Jogja 2009. Terutama, bagi pemain yang masih kelas X, yakni Fransiska Yuliana Uropkulin dan Rozane Sheike Sicilia Yoku yang berasal dari Jayapura.

Kedua pemain tersebut STTB aslinya masih tertinggal di rumah mereka di Jayapura. Padahal, berkas itu harus ditunjukkan ke panitia Honda DBL saat mendaftar. Akibatnya, Fransiska dan Rozane harus berulang kali menghubungi orang tua mereka di Papua untuk minta dikirimi STTB lewat pos.

Kontak sudah dilakukan, tapi hati keduanya tetap tidak tenang. Pasalnya, pendaftaran Honda DBL Radar Jogja 2009 ditutup pada 21 Februari 2009. Padahal, sampai enam hari sebelum deadline, STTB itu masih belum dikirim.

Rasa deg-degan itu makin besar, karena mereka mendapat informasi bahwa pengiriman paket pos dari Papua ke Jogjakarta baru akan sampai paling cepat lima hari. ”Berarti, STTB-nya paling cepat datang H-1 atau bisa-bisa malah hari H penutupan. Wah, kami makin deg-degan,” ujar Fransiska.

Untungnya, setelah diusahakan, akhirnya STTB itu bisa dikirim lewat layanan kilat, yang hanya memakan waktu tiga hari. ”Agak lega sih. Tapi, sempat khawatir juga harus tunggu tiga hari. Untung tak terjadi apa-apa di pos,” imbuh Fransiska.

Setelah STTB datang, mereka pun tenang. Fransiska dan Rozane memang ngebet ingin ikut DBL. “Kami sangat pengin ikut DBL. Karena teman–teman SMP di Jayapura dulu sudah lebih dulu ikut DBL saat diadakan di Jayapura (Honda DBL Cendrawasih Pos 2009, Red). Orang tua kami tahu soal DBL juga dari mereka,” cerita Fransiska.

Meski terpisah jarak, para pemain Stero asal provinsi Papua ternyata juga aktif memantau kehebohan Honda DBL Cenderawasih Pos 2009. Terutama, sang kapten, Ribka Yoku, yang kerap menelepon kapten tim putri SMAN 1 Jayapura, Valentine Agnes. Tim putri SMAN 1 Jayapura adalah runner-up Honda DBL Cenderawasih Pos 2009.

“Valentine adalah sahabat saya sejak kecil. Dia pemain andalan sekolahnya. Sampai sekarang kami masih sering contact. Dia selalu menelfon saya menceritakan kehebohan DBL di sana. Dari ceritanya sepertinya, heboh sekali. Saya juga termotivasi pengin seperti Valentine, masuk final. Saya sudah tidak sabar merasakan DBL tahun ini,” kisah Ribka.

Tahun lalu, tim putri Stero sebenarnya sempat bertanding di Honda DBL. Sayang, mereka langsung kalah di laga pertama. Namun, mereka optimis akan mampu melangkah lebih jauh di Honda DBL Radar Jogja 2009.

“Semoga prestasi yang kami raih di DBL Radar Jogja nanti bisa melebihi prestasi sahabat-sahabat kami di Jayapura. Setidaknya saya dan teman satu tim lebih siap dan lebih matang tahun ini. Semoga, waktu drawing besok (hari ini, Red) tidak langsung ketemu lawan berat,” tegas Ribka.

Ya, hari ini, perwakilan 34 tim peserta Honda DBL Radar Jogja 2009 memang dijadwalkan mengikuti technical meeting dan drawing. Seri Honda DBL Radar Jogja 2009 akan berlangsung hingga 27 Maret mendatang di GOR UNY.

Puasa Senin Kamis karena menjadi peserta Honda DBL 2009



Pride. Itulah slogan DetEksi Basketball League. Kebanggaan adalah salah satu yang membuat peserta bertanding dengan penuh semangat di Honda DBL 2009. Kebanggan itu tidak harus didapat dengan meraih kemenangan. Menjadi peserta Honda DBL saja sudah bisa membuat sebuah tim bangga.

Satu dari banyak tim yang merasakan kebanggaan menjadi peserta Honda DBL 2009 adalah SMA Internasional Budi Mulia Dua Jogjakarta. Mereka paham betul, tidak mudah menjadi peserta kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia ini. Ada banyak syarat yang harus ditaati. Mereka juga paham bahwa yang berminat jadi peserta di D.I. Jogjakarta juga melimpah. Harus cepat mendaftar, harus cepat melengkapi, kalau tidak mau masuk daftar tim yang kecewa karena gagal jadi peserta.

"DBL ini even besar, bisa main di DBL tuh nggak gampang. Harus kerja keras sejak pendaftaran,” ujar Farid Nurul Iman, kapten tim tersebut. Maka, sejak awal, Farid dkk membuat janji bersama. ”Kebetulan, anggota tim kami semua muslim. Jadi, kami nadzar, kalau jadi peserta DBL, kami puasa Senin-Kamis. Minimal, sekali Senin-Kamis. Tapi, kalau ada yang kuat, ya lebih,” cerita Farid.

Bagi tim SMA Internasional Budi Mulia Dua, menjadi peserta Honda DBL Radar Jogja 2009 adalah sebuah kewajiban. ”Kalau mau dibilang eksis, tim basket ya harus ikut DBL. Nah, karena jadi peserta DBL itu banyak saingannya, makanya kami bela-belain nadzar,” ujar Farid. Begitu sudah pasti menjadi peserta, mereka pun mulai berpuasa. Niat kuat mereka untuk bisa menjadi peserta Honda DBL Radar Jogja 2009 salah satunya adalah karena ingin memperbaiki track record tim di kompetisi ini. ”Tahun lalu, kami cuma bisa menang sekali. Tahun ini, kami ingin bisa sampai final. Kalau bisa, malah juara. Makanya, jangan sampai gagal mendaftar,” jelasnya.

Sekolah pun memberikan dukungan penuh kepada tim basket ini. Setiap hari, sekolah memberikan susu kepada setiap pemain. Ketika bertanding nanti pun, sekolah sudah menyiapkan amunisi suporter setiap kali Budi Mulia Dua bertanding. ”Ada giliran khusus yang diatur sekolah untuk mendukung tim basket. Jadi, kami yang bertanding bisa makin semangat,” ungkap Angga Anggoro, pemain lain.

Dari semua dukungan tersebut, sekolah memberikan syarat khusus. Yaitu, kegiatan basket jangan sampai mengganggu pelajaran dan jangan menjadikan basket alasan untuk tidak masuk sekolah. ”Karena kami memang cinta basket. Itu tidak masalah. Mau latihan sekeras apapun, sekolah ya tetap sekolah,” janji Angga. Tim putra sekolah ini pun sudah mantap untuk menghadapi pertandingan perdananya di Honda DBL 2009. Dari hasil drawing yang diadakan Rabu (18/3), tim putra Budi Mulia Dua akan menghadapi SMAN 1 Ngemplak di laga pertamanya pada Minggu, 22 Maret di GOR UNY.

Seri D.I. Jogjakarta ini akan dilangsungkan pada 21-27 Maret mendatang. Hari ini, giliran Lampung yang akan menutup seri dengan Final Party di GOR Saburai Bandarlampung.

Hampir 3.000 Penonton Saksikan Pembukaan Honda DBL Semarang

19 Maret 2009


Kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009 kemarin menggulirkan seri kesepuluh di Semarang, Jawa Tengah. Seperti di kota-kota sebelumnya, gedung pertandingan dipenuhi oleh penonton. Kemarin, hampir 3.000 orang bergantian memadati GOR Sahabat, menyaksikan empat pertandingan di hari pembukaan.

Bukan hanya suporter sekolah, juga penonton umum. Tidak sedikit yang datang dari luar kota bersama keluarga meski tidak mendukung tim mana pun.

Mesakh Tanujaya, 44, misalnya. Dia datang jauh-jauh dari Jepara menemani sang anak Kevin Stephen, 14, menyaksikan Honda DBL Radar Semarang 2009. ”Anak saya itu suka sekali mengikuti berita DBL lewat koran dan website. Tapi, dia masih belum bisa ikut karena masih SMP. Nah, pas ada DBL di Semarang, saya ajak saja datang dari Jepara. Nggak apa-apa lah nyetir dua jam,” ujarnya.

Mesakh sendiri mengaku baru kali pertama menyaksikan kompetisi basket. ”Ternyata seru sekali ya. Meriah begitu. Saya jadi ikut suka nonton basket. Nanti, kalau final saya mau datang lagi. Mumpung Sabtu, sekalian liburan,” ungkap Mesakh.

Meskipun dihadiri banyak penonton, namun terdengar pula sejumlah keluhan mengenai kompetisi ini. Yaitu mengenai adanya tiket. Tidak seperti kebanyakan kompetisi basket, Honda DBL 2009 memang selalu mewajibkan penonton untuk membayar. Nilainya berbeda-beda di setiap kota, tergantung situasi dan kemampuan.

Kemarin, salah satu yang mengeluhkan hal tersebut adalah May Ling, suporter sekaligus orang tua pemain SMA Kebon Dalem Semarang, Silvia Dewi. ”Acara ini memang terasa lebih meriah daripada acara basket lain yang pernah saya tonton. Penontonnya terlihat lebih ceria. Jadi, suasana lebih terasa ramai. Seru, gitu. Sayangnya cuma satu, harus bayar,” ungkap Ling.

Oleh panitia dari DBL Indonesia dan Radar Semarang (Jawa Pos Group), May Ling lantas diberi penjelasan tentang pentingnya tiket untuk sebuah kompetisi. Bahwa kompetisi tidak boleh bergantung seratus persen kepada sponsor kalau ingin punya masa depan yang sustainable.

Setelah diberi penjelasan, May Ling tampak lebih menerima. ”Iya juga. Yah, minimal harganya turun lah,” pintanya. Bagi DBL Indonesia, penyelenggaraan di Semarang ini termasuk yang paling hati-hati dalam hal ekspektasi. Azrul Ananda, commissioner DBL, mengaku bahwa tahun lalu liga ini disaksikan lebih dari 16 ribu penonton dalam sebelas hari pertandingan. Tapi, pihaknya tidak punya harapan lonjakan terlalu tinggi tahun ini. Bila kota-kota lain pertumbuhannya bisa seratus sampai 200 persen, Semarang mungkin di bawah itu.

“Banyak yang terus mengingatkan kami, even di Semarang bakal heboh kalau gratisan,” kata Azrul. “Tapi, kami ingin membuktikan bahwa di mana pun orang akan bersedia membayar bila kemasan kompetisinya digarap sehingga membuat mereka tertarik. Bagaimana pun, ini untuk masa depan jangka panjang DBL dan basket secara umum. Selama ini, terlalu banyak kompetisi yang tidak bisa bertahan lama karena bergantung seratus persen kepada sponsor,” tambahnya.

Azrul menjelaskan, di Jawa Tengah basket sebenarnya sudah “jadi.” Minat peserta tinggi, terbukti dengan tampilnya 64 tim di Honda DBL Radar Semarang 2009, mewakili tujuh kota dan kabupaten di provinsi tersebut.

“Fasilitas memadai. Level permainan juga sudah lebih tinggi dari kebanyakan wilayah lain. Tinggal perkembangan penonton. Sejauh ini, kami berterima kasih kepada para penonton. Ramainya pembukaan ini merupakan awal yang baik,” ucapnya.

Meski keluhan mengenai tiket bermunculan di penonton, namun banyak pula pujian mengenai kompetisi yang dimulai di Surabaya pada 2004 lalu ini. Budhi Kurniawan, 68, wakil Pengda Perbasi Jawa Tengah mengagumi konsep kompetisi yang bisa membuat pemainnya bertanding dengan kebanggaan. Sesuai dengan slogan DBL: Pride.

”Memang teknik permainan mereka masih minim. Tapi, saya melihat mereka itu luar biasa semangat. Bertanding di DBL seperti menjadi kebanggaan buat pemain. Ini sangat penting. Sebab, kalau sudah bangga bermain basket, pemain akan cinta bermain basket. Kalau sudah cinta, teknik permainan itu akan mengikuti,” ungkap Budhi, yang mengaku pernah enam kali mengikuti PON untuk cabang bola basket. “Semua kompetisi yang lain kalah sama ini,” tandasnya.

Honda DBL Radar Semarang 2009 ini berlangsung hingga 28 Maret mendatang.

Seri Lampung Ancam Rekor Penonton Papua



Siapa sangka, Lampung berpeluang menjadi provinsi baru terheboh di rangkaian Honda DBL 2009. Hingga semifinal kemarin (17/3), antusiasme penonton seri Lampung bahkan sudah nyaris mengalahkan antusiasme penonton di seri Papua yang diadakan Januari lalu.

Sebagai seri Honda DBL yang sama-sama diadakan dalam enam hari, jumlah penonton Lampung sudah nyaris membalap rekor Papua. Di Jayapura pertandingan pembukaan hingga final ditonton oleh 17.894 orang penonton. Sementara di Bandarlampung, hingga semifinal kemarin, jumlah penonton sudah mencapai 15.727 orang penonton. Hanya butuh sekitar 2.000 orang penonton untuk bisa membuat Lampung mengalahkan rekor penonton Papua.

Pada semifinal kemarin saja, hampir 4.000 orang penonton bergantian memenuhi GOR Saburai Bandarlampung untuk menyaksikan empat laga. Kapasitas gedung tersebut sekitar 2.500 orang. Suasana pertandingan pun jadi sangat heboh dan menyenangkan.

”Saya kaget dengan DBL. Kompetisi ini internasional banget. Yang saya lihat di DBL sudah mirip dengan yang saya lihat di ESPN. Jadi, mungkin itu juga yang membuat kompetisi ini jadi heboh sekali di Lampung,” ujar Hendra Prasetya Anggi, pelatih tim putri SMA BPK Penabur Bandarlampung.

Anggi juga mengaku berterima kasih karena menurut dia Honda DBL telah menggairahkan dunia basket di Bandarlampung. ”Di kompetisi yang lain, kami kesulitan jadi peserta karena ada syarat lisensi. Padahal, menurut saya, untuk menghidupkan basket, perbanyak dulu partisipasinya. Kalau sudah hidup, nanti-nanti boleh lah ada persyaratan lisensi,” ungkap Anggi. ”Kalau mudah jadi peserta seperti di DBL, kan jadinya bisa heboh dan ramai. Basket bisa ngetop,” tambahnya.

Di semifinal kemarin, Anggi berhasil membawa tim putri sekolahnya melangkah ke babak final setelah menang 61-47 atas SMA Fransiskus Bandarlampung. Kala itu, ribuan pendukung BPK Penabur mendukung tim putrinya bertanding. Bagaimana dengan saat final, Jumat 20 Maret nanti?

”Kami sudah berkoordinasi. Untuk final, kami akan kerahkan seluruh siswa untuk menonton DBL. Bisa masuk final di kompetisi ini benar-benar luar biasa senangnya. Jadi, pihak sekolah juga mendukung untuk bisa meramaikan final,” jawab pelatih yang masih berusia 22 tahun itu.

Pada perebutan gelar champion, BPK Penabur akan menhadapi tim putri SMAN 1 Metro. Sekolah ini pun tidak kalah heboh menyambut final. ”Kepala sekolah dan bagian kesiswaan sudah janji, mereka akan membantu mengerahkan sebanyak mungkin suporter kalau kami masuk final,” ujar Sefti Octaviani, andalan SMAN 1 Metro.

Saat diwawancarai oleh Jawa Pos melalui telepon kemarin, Sefti terdengar sangat antusias. ”Saya nggak pernah merasakan sesenang ini waktu menang basket. Ya, baru di DBL ini bisa begini. Tadi, begitu menang, kita semua langsung sujud, pelukan, menghormat ke penonton, lalu juga lari-lari putar lapangan. Senang sekali. Semoga bisa jadi juara,” harap Sefti.

Di Jogjakarta, kemarin diselenggarakan technical meeting Honda DBL Radar Jogja 2009. Kompetisi tersebut bakal diikuti oleh 34 tim, yang terdiri atas 20 tim putra dan 14 tim putri. Antusiasme para peserta juga sangat luar biasa. Opening Honda DBL Radar Jogja 2009 akan diselenggarakan pada 21 Maret mendatang.

Rebutan jajal jadi champion saat gladi bersih

10 Maret 2009



Predikat nomor satu di mana-mana selalu jadi rebutan. Kecap aja, selalu menahbiskan diri jadi yang nomor satu. Nggak ada kan, kecap yang menyebut dirinya nomor dua? He he he.

Dalam Honda DBL, logika ala predikat nomor satu itu juga berlaku. Predikat champion adalah hal yang paling diidamkan setiap tim. Termasuk, bagi tim-tim peserta Honda DBL Riau Pos 2009 yang hari ini bakal memasuki partai final.

Hari ini, SMAN 1 Pekanbaru dan SMA Cendana, Pekanbaru, bakal memperebutkan gelar champion putra. Sedangkan gelar champion putri Honda DBL Riau Pos 2009 akan diperebutkan oleh juara bertahan, SMAN 11 Pekanbaru, dan SMA Santa Maria, Pekanbaru.

Aroma pertarungan itu rupanya sudah terasa bahkan sebelum partai final digelar. Tepatnya, saat para finalis menjalani geladi bersih prosesi final, kemarin (6/3). Meskipun masih latihan, para finalis sama-sama tidak mau mengalah. Bahkan, sekalipun masih berpura-pura menjadi champion untuk geladi bersih penyerahan hadiah.

Kejadian lucu itu terjadi ketika geladi bersih penobatan champion putra. Seharusnya, tim yang berperan sebagai runner-up maju duluan ke tengah lapangan, berpura-pura menerima medali dan prize board runner-up. Setelah itu, baru tim champion yang maju untuk simulasi menerima trofi dan medali.

Sebelum geladi bersih juara, panitia bertanya kepada tim putra SMAN 1 Pekanbaru dan SMA Cendana, siapa yang mau memperagakan jadi champion, dan siapa yang mau jadi runner-up. Para pemain SMAN 1 langsung mengacungkan tangan, ingin memperagakan jadi champion.

Pemain SMA Cendana tak mau kalah. Mereka juga meminta pada panitia agar boleh memperagakan jadi champion. ”Kami kan juga mau ngerasain enaknya jadi champion walaupun cuma sebentar,” ujar Muhammad Fauzie Putra, salah seorang pemain SMA Cendana.

Keengganan kedua tim itu untuk berperan jadi runner-up ternyata punya alasan. ”Biasanya kan ngaruh sama pertandingan. Kan ibaratnya sugesti menang, gitu. Biar nanti waktu final menang beneran, ha ha,” ujar kapten tim SMAN 1, Troy Arisel, sambil bercanda.

Alhasil, panitia pun kebingungan, karena tidak ada yang mau memperagakan runner-up. Akhirnya, Elfira Ahsanti Mahda, Manager Event and Entertainment DBL Indonesia, turun tangan. ”Biar adil, kedua tim dapet jatah memperagakan jadi juara dan runner-up. Semuanya harus bergantian.” tegasnya.

Untungnya kedua tim tadi mau mengalah. Mereka sepakat untuk tampil bergantian. Akhirnya SMAN 1 maju sebagai champion duluan, dan SMA Cendana jadi runner-up. Baru setelah itu mereka tukar tempat.

Final Honda DBL Riau Pos 2009 hari ini tampaknya memang bakal jadi hari yang benar-benar heboh. Masing-masing tim sudah bersiap memboyong suporter sebanyak-banyaknya ke Hall A Sports Center Rumbai, Pekanbaru.

Kesiapan mengerahkan dukungan secara maksimal diutarakan oleh para pendukung tim putri SMA Santa Maria, Pekanbaru. “Kami bakal ngerahin siswa satu sekolah. Kami tetap mau dandan Laskar Pelangi (memakai pakaian tie dye, Red). Tapi bakal kami tambahin sama topeng buatan siswa sendiri. Tangan kami juga dicat supaya tambah colorfull,” ujar William Handoko, koordinator suporter SMA Santa Maria, Pekanbaru.

Seperti apa serunya babak final Honda DBL Riau Pos 2009? Datang saja sendiri ke Hall A Sports Center Rumbai, Pekanbaru, mulai pukul 14.00. Buat tim-tim yang hari ini bertanding, semangat ya!

Bikin Seleksi Tiga Hari untuk Tentukan Pemain



Setiap kali menjejakkan kakinya di provinsi baru, kompetisi basket pelajar Honda DBL 2009 selalu dapat repons seru. Antusiasme peserta, sampai kehebohan penonton selalu jadi daya tarik tersendiri dalam setiap penyelenggaraan DBL di berbagai provinsi.

Pemandangan serupa tampaknya masih akan terjadi ketika DBL untuk pertama kalinya merambah ke provinsi Lampung. Mengusung nama Honda DBL Radar Lampung 2009, kompetisi tersebut membangkitkan kegairahan bagi para penggemar basket di kota Bandar Lampung dan sekitarnya.

Antusiasme itu terlihat dari jumlah peserta yang membludak. Bahkan kuota tim basket putri harus ditambah. Dari yang tadinya hanya delapan tim, jadi 15 tim. Sehingga, total peserta yang berlaga di Honda DBL Radar Lampung 2009 adalah 38 tim, terdiri atas 23 tim putra dan 15 tim putri.

Semangat para peserta dalam menyongsong Honda DBL Radar Lampung 2009 juga terlihat dari aliran pendaftar yang tak pernah sepi sejak pendaftaran kali pertama dibuka pada 12 Januari lalu. Bahkan, beberapa tim sengaja memasukkan berkas di hari-hari awal pendaftaran. Salah satunya, adalah tim putra dan putri SMA Swadipa, Natar, yang mendaftar satu minggu setelah pendaftaran dibuka.

Sejak membaca pengumuman akan ada DBL di Palembang, tim ini sudah semangat untuk ikut serta. Mereka bahkan bertekad harus mendaftar di hari pertama. Sayang, target itu gagal terpenuhi. “Ternyata, berkas-berkasnya belum bisa lengkap,” ujar Dimas Redinar Agina, kapten tim putra SMA Swadipa.

Lamanya persiapan tersebut juga dikarenakan SMA Swadipa harus menggelar seleksi khusus untuk menentukan siapa saja yang akan dikirim mewakili sekolah di Honda DBL Radar Lampung 2009. Untuk itu, mereka menggelar seleksi khusus selama tiga hari.

Penyaringan pemain itu dilakukan sebelum pendaftaran Honda DBL Radar Lampung dibuka. Ada sekitar 20 peserta putra dan 25 peserta putri yang mengikuti seleksi itu. “Yang boleh ikut seleksi itu sebelumnya juga disaring dulu. Diseleksi dari persyaratan peserta DBL. Seperti nilai rapor, dan umur. Yang lolos, baru boleh ikut seleksi,” papar Dimas.

Menu khusus disuguhkan sang pelatih, Eko Wahyu Widodo, selama tiga hari. Kemampuan fisik, jadi menu seleksi hari pertama. Keesokan harinya, dilanjutkan seleksi skill basket, seperti kemampuan dribble, passing, dan shooting.
Pada hari terakhir, mereka diseleksi berdasarkan kemampuan bermain dalam tim. Sampai akhirnya diperoleh 11 pemain putra dan 10 pemain putri yang dikirim ke Honda DBL Radar Lampung 2009. “Seleksi hari terakhir itu yang paling menentukan. Yang bisa main bagus dalam tim, lanjut. Yang tidak, ya harus minggir dulu,” tutur Dimas.

Antusiasme anak-anak SMA Swadipa juga didukung oleh pihak sekolah. Sang kepala sekolah sendiri, Hurpuri S., yang turun sebagai manajer tim putra dan tim putri. Padahal, Hurpuri yang juga istri Walikota Bandar Lampung ini juga cukup sibuk. Selain aktivitasnya sebagai kepala sekolah, dia juga harus sering menghadiri acara-acara penting di lingkup Kota Bandar Lampung.

Namun, Hurpuri sengaja meluangkan waktunya untuk mendampingi anak-anak didiknya dalam Honda DBL Radar Lampung 2009. “Saya sengaja jadi manajer untuk memompa semangat anak-anak. Saya ingin membuktikan bahwa meskipun dari kota kecil, tapi kami mampu bersaing dengan sekolah lain di even besar sekaliber DBL,” ungkapnya.

Sampai kompetisi dibuka pada 13 Maret mendatang, panitia masih terus melakukan beragam persiapan. Kemarin (9/3), para petugas yang akan memimpin pertandingan Honda DBL Radar Lampung 2009 mengikuti technical meeting. Dalam pertemuan itu, mereka menyatukan visi dan membahas detail peraturan Honda DBL Radar Lampung 2009.

Hari ini (10/3), giliran para peserta yang mengikuti technical meeting. Dalam acara tersebut, peserta juga akan melakukan drawing untuk menentukan bertemu siapa di pertandingan pertama. Honda DBL Radar Lampung 2009 akan diselenggarakan sampai 20 Maret mendatang di GOR Saburai, Bandar Lampung.

Sehari sesudah kompetisi Lampung dibuka, giliran penggemar basket Semarang yang akan disuguhi kemeriahan Opening Honda DBL Radar Semarang 2009. Kompetisi yang digelar pada 14 sampai 28 Maret mendatang itu akan bertempat di GOR Sahabat, Semarang.
Masih penasaran dengan rangkaian kompetisi Honda DBL 2009? Ikuti beritanya di koran Jawa Pos, dan tonton terus tayangan highlight-nya di Global TV, setiap Sabtu, pukul 15.00.

Komnas Perlindungan Anak Puji Honda DBL

06 Maret 2009



Kiprah kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009, bukan hanya terus menyedot ribuan penonton di berbagai provinsi di Indonesia. Pujian dan penghargaan juga mulai muncul dari berbagai pihak.

Salah satunya dari Komisi Nasional Perlindungan Anak. Baru-baru ini, mereka mengirimkan surat terbuka kepada Astra Honda Motor (AHM). Isinya, Komnas tersebut menyampaikan penghargaan atas keterlibatan Honda di DBL, yang ditulis sebagai salah satu even olahraga terbesar di Indonesia.

Sebab, tampilnya Honda sebagai pendukung utama ikut membuktikan bahwa dunia olahraga tidak harus bergantung pada kontribusi industri rokok. Dalam surat yang ditandatangani DR Seto Mulyadi (ketua umum) dan Arist Merdeka Sirait (sekretaris jenderal) itu, dikutip hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak tentang dampak dari kegiatan yang disponsori industri rokok.

Hasilnya membuktikan bahwa 81 persen anak-anak pernah mengikuti kegiatan yang disponsori industri rokok. Kegiatan sponsorship rokok ini berperan dalam inisiasi merokok pada anak-anak dan menyebabkan anak yang telah berhenti merokok kembali merokok.

“Semoga langkah yang dilakukan Astra Honda akan menjadi panutan produk-produk lain untuk berkontribusi pada dunia olahraga Indonesia tanpa menghancurkan generasi bangsa pada saat yang bersamaan,” begitu petikan akhir surat tersebut.

Ketika dihubungi, Arist Merdeka Sirait menegaskan apresiasi tersebut. “Saat ini, banyak sekali kompetisi olahraga yang didukung sponsor rokok. Padahal, ini sangat kontradiktif. Kompetisi yang niatnya mendukung kesehatan kok justru didukung sponsor yang tidak sehat. Bahkan, perusahaan rokok pun mengakui bahwa produk mereka tidak sehat,” paparnya. “Oleh karena itu, kami sangat menghargai Astra Honda Motor yang bersedia menjadi sponsor DBL 2009.

Sehingga kompetisi olahraga ini tidak perlu didukung oleh sponsor rokok,” tambahnya. Arist juga mengapresiasi kebijakan DBL yang menolak sponsor rokok. “Semoga juga ini diikuti oleh kegiatan lain yang di luar olahraga. Misalnya even musik. Sebab, bila semakin banyak kegiatan disponsori oleh produk rokok, ini bisa mengancam masa depan anak,” tandasnya.

Tentu saja, surat apresiasi itu membuat bangga Astra Honda Motor dan DBL Indonesia. “Kami merasa sangat terhormat atas apresiasi yang diberikan Komnas Perlindungan Anak. Ternyata, mereka memperhatikan apa yang kami lakukan bersama DBL Indonesia. Apalagi, sudut pandangnya adalah kepedulian atas kesehatan anak,” ujar Judhy Goutama, marketing promotion and network development department head Astra Honda Motor.

Judhy menegaskan, Honda dan DBL memang punya visi yang sinkron. “DBL Indonesia dengan konsep student athlete, AHM yang selalu mendukung disiplin, sportivitas, juga kesehatan. Saya yakin, kerja sama ini akan semakin menguat di masa depan. Sebab, pihak di luar penyelenggara saja sudah memberikan apresiasi. Kami akan mendukung sikap idealis ini. Idealisme seperti ini sangat mahal dan penting ada di Indonesia,” paparnya.

Azrul Ananda, commissioner DBL, menanggapi ini dengan ucapan terima kasih. Apalagi, tidak mudah untuk memiliki kebijakan seperti liga ini. Bukan hanya menolak sponsor rokok, juga minuman beralkohol dan minuman berenergi.

“Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada semua partner. Khususnya Astra Honda Motor, yang telah menjadi partner utama kami sejak 2008 lalu, dan bersama mengembangkan konsep Student Athlete ini dari Jawa Timur ke provinsi-provinsi lain di Indonesia,” ucap Azrul.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Relaxa, BNI, League, PT Sinar Sosro, dan Proteam yang membantu memperkuat posisi DBL sebagai liga basket pelajar terbesar di Indonesia. Tentu juga kepada Komnas Perlindungan Anak, yang ternyata memperhatikan dan mengapresiasi dukungan para partner kami. Rasanya bangga sekali,” lanjutnya.

Azrul menambahkan, kebijakan tanpa sponsor rokok ini pula yang mempermudah jalan DBL menjadi liga basket Indonesia pertama yang bekerja sama dengan NBA. Sebab, liga paling bergengsi di dunia itu juga punya kebijakan tidak menerima sponsor rokok.

Kerja sama itu terjalin sejak tahun lalu, ketika DBL menjadi penyelenggara even resmi pertama NBA di Indonesia. Pada 23-24 Agustus 2008, bintang Indiana Pacers Danny Granger datang ke Surabaya untuk bertemu dan berlatih dengan juara-juara Honda DBL 2008.

Tahun ini, ada dua even resmi NBA di Surabaya. Pada 4-28 Juni nanti, NBA Madness mengunjungi sejumlah mal di Surabaya. Lalu, pada pertengahan Agustus, NBA dan DBL menyelenggarakan Indonesia Development Camp 2009. Seorang bintang NBA dan dua asisten pelatih liga tersebut akan datang untuk melatih pemain-pemain dan pelatih-pelatih pilihan dari Honda DBL 2009.

Yel-Yel Hibur Penonton kala Pertandingan Berat Sebelah



Jangan sepelekan peran tim yel-yel di Honda DBL. Mereka tak hanya bertugas menyemangati pemain yang sedang bertanding di lapangan. Tetapi, mereka juga punya andil ”membakar” suporter untuk terus bersorak, menyuguhkan hiburan, serta menjadikan pertandingan makin semarak.

Itulah yang kemarin tampak di Hall A Sport Center Rumbai Pekanbaru, tempat berlangsungnya kompetisi Honda DBL Riau Pos 2009 yang sudah memasuki babak Fantastic Four. Ketika itu, yang sedang bertanding di lapangan adalah tim putri SMA Kalam Kudus Pekanbaru berhadapan dengan SMA Santa Maria Pekanbaru.

Kedua tim sama-sama ngotot bertarung. Sama-sama menyuguhkan penampilan terbaiknya. Tetapi, keunggulan skill yang dimiliki pemain-pemain SMA Santa Maria Pekanbaru membuat timnya leading jauh, 37-2 di akhir kuarter kedua.

Padahal, ketika mengawali pertandingan, barisan pendukung setia SMA Santa Maria Pekanbaru belum tampak mengisi tribun. Praktis, dukungan buat mereka hanya berasal dari angota tim yel-yel yang tak lelah men-support dari pinggir lapangan.

Rupanya, rombongan suporter SMA Santa Maria terjebak macet, sehingga baru sampai di stadion ketika pertandingan memasuki kuarter ketiga. Mereka dipimpin oleh Dewit, pelatih tim putra SMA Santa Maria. Karena tim putra sekolahnya sudah kalah, mereka mengoptimalkan dukungan untuk tim putri. Termasuk, sang pelatih yang alih fungsi jadi koordinator suporter.

Di bawah komandonya, ratusan suporter itu terus bersorak. ”Hitung-hitung, pemanasan untuk final. Besok kami akan datang membawa drum. Mungkin juga spanduk dukungan dan lain-lain. Intinya kami ingin memberikan dukungan semeriah mungkin,” kata Dewit yang sudah yakin timnya bakal melenggang ke final meski saat itu pertandingan belum berakhir.

Memang, saat itu tim putri SMA Santa Maria Pekanbaru sudah unggul jauh. Pertandingan pun menjadi berat sebelah dan tak ada lagi kejar mengejar skor yang seru. Tapi, suasana Hall A Sport Center Rumbai bukannya jadi lesu. Meski pertandingan bisa dibilang timpang, penonton tetap mendapatkan suguhan menarik. Yaitu, atraksi tim yel-yel dari pinggir lapangan.

Terlebih, di kuarter terakhir, panitia memutar lagu-lagu yang up-beat. Naluri pemandu sorak mereka pun muncul. Diawali tim yel-yel SMA Santa Maria Pekanbaru yang unjuk kebolehan menyusun piramid, tim yel-yel SMA Kalam Kudus pun tak mau kalah. Mereka ikut membentuk piramid tandingan.

”Lalu kami beralih ke gerakan breakdance, mereka (yel-yel SMA Kalam Kudus Pekanbaru, Red) juga buat gerakan serupa. Akhirnya, jadilah kami battle di pinggir lapangan. Seru sih. Biar penonton nggak bosan,” ungkap Widya Sartika, anggota tim yel-yel SMA Santa Maria Pekanbaru.

Aksi mereka memang langsung dapat tepukan riuh dari penonton yang memenuhi tribun. Meski pertandingan timpang, ter-cover oleh kelincahan tim yel-yel menghibur penonton.

Berkat dukungan yang luar biasa dari suporter dan tim yel-yel, tim putri SMA Santa Maria Pekanbaru berhasil mengakhiri pertandingan dengan skor 73-11. Sama dengan tim basket dan suporter, tim yel-yel SMA Santa Maria Pekanbaru juga berjanji akan tampil all out saat final. ”Pokoknya kalau panitia muterin lagu-lagu yang nge-beat lagi, kami bakal tampil lebih gila dari hari ini,” janji Widya.

Champion Bandung Konvoi, Dimintai Foto dan Tanda Tangan

01 Maret 2009



Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada merasakan sebuah kemenangan. Setelah lelah dengan perjalanan panjang perjuangan tentunya akan menyenangkan jika perjalanan ditutup dengan prestasi gemilang.

Seperti yang dirasakan oleh Champion Honda DBL West Java 2009, tim putra SMAN 9 Bandung dan tim putri SMAN 1 Bandung. Kemarin (23/2), kedua tim merasakan senangnya menjadi juara. Mereka diarak keliling jalanan Kota Kembang sambil memamerkan piala dan kostum Champion oleh sponsor utama acara, Honda.

Rombongan itu start dari SMAN 1 Bandung sekitar pukul 10 pagi dengan menumpang dua mobil jip beratap terbuka. Kedua mobil mereka diikuti rombongan sekitar 40 orang pengendara motor Honda.

Sepanjang perjalanan, kedua tim, saking bersemangatnya, tak pernah berhenti menyanyikan yel-yel sekolah masing-masing. Mereka juga meneriakkan kemenangan mereka kepada orang-orang yang lewat. ”Kami nggak pernah berhenti lompat-lompat saking senangnya. Supaya orang-orang pada tahu, kami juga nggak henti-hentinya teriak ke tiap orang yang ngeliatin, ’Kami menang, Pak, kami juara DBL!’” cerita Shintya Warani, pemain SMAN 1 Bandung, yang kemarin ikut serta dalam konvoi.

Setiap orang yang kebetulan berpapasan dengan rombongan itu mau tak mau pasti menoleh. Beberapa pengendara bahkan ada yang sudah mengenali wajah-wajah tim champion. Bahkan ketika lagi berhenti di lampu merah, ada seorang bapak yang mengaku fans berat DBL, menyempatkan diri untuk meminta foto mereka dari atas mobil.

”Bapak itu pertamanya cuma nanya, ada apa ini Mbak? Terus kita jawab, kalau kita ini SMAN 1 Bandung, Champion DBL! Bapak itu langsung ngeluarin kamera handphone-nya. Tapi sayang, begitu kita udah gaya, lampunya keburu hijau. Nggak jadi deh, ha ha. Tapi kita sudah berpesan ke bapaknya supaya nonton kita di Global TV,” ujar Shintya lagi.

Jadi pemenang even basket pelajar terbesar, membuat Chintya dkk merasakan enaknya jadi artis dadakan. Nggak hanya dimintai foto, beberapa pengemudi angkot bahkan meminta tanda tangan mereka. Sayang, mobil harus keburu dijalankan, kalau tidak ingin membuat jalanan macet.

Awalnya, champion putra sempat kalah heboh dari tim putri. Jumlah mereka memang lebih sedikit. Hanya lima orang pemain yang ikut konvoi. Namun, virus heboh itu menular. Anak-anak SMAN 9 terprovokasi, dan akhirnya ikut menyanyikan yel-yel sekolah mereka sepanjang perjalanan.

”Kami seneng banget. Tapi kami malah jadi speechless waktu diarak, nggak bisa teriak-teriak lepas kaya SMANSA. Mungkin karena nggak bakat jadi artis, kami lebih banyak diam, he..he. Tapi setelah diprovokasi, akhirnya kami mulai bisa menyanyikan yel-yel sekolah,” ujar Argian Rizki Taufik, kapten tim putra SMAN 9 Bandung.

Menjadi juara Honda DBL West Java 2009 memang jadi impian semua tim basket, namun kemenangan kali ini sedikit menyisakan kesedihan bagi Shintya dkk. Karena ini merupakan DBL terakhir mereka. Tahun depan, karena sudah kelas XII, mereka tidak diperbolehkan mengikuti even ini.

”Seneng tapi sedih. Tahun depan sudah nggak boleh ikut lagi. Aku sudah bilang sama panitianya supaya bolehin ikut lagi. Tapi meskipun udah nggak boleh ikut lagi, aku pasti masih ngikutin DBL terus. Pasti. Paling nggak, jadi suporter ngasih dukungan ke adik-adikku yang berlaga di DBL. Makanya DBL harus ada terus!” ujar Shintya.

Ketika Champion Bandung sudah merayakan kemenangan, hari ini (24/2) tim yang akan berlaga di Pekanbaru dijadwalkan mengikuti technical meeting. Honda DBL Riau Pos 2009 sendiri akan mulai digelar pada 27 Februari mendatang .

Menang Mental, Lima Pemain SMAN 1 Airmadidi Menangis Haru

Antusiasme pencinta basket di Manado memang luar biasa. Memasuki babak yang makin menentukan, suporter tim-tim basket peserta Honda DBL Manado Post 2009 makin heboh memberikan dukungan untuk tim-tim kebanggaannya. Kemarin (25/2), memasuki babak Big Eight, lebih dari 3000 tiket terjual.

Kejutan-kejutan kecil juga terjadi di GOR Wolter Mongisidi, kemarin. Salah satunya adalah kemenangan tim putra SMAN 1 Airmadidi. Yup, tim ini berhasil membuat SMA Don Bosco Manado mengakui keunggulannya dengan skor 35-28.

Tahun lalu baik SMAN 1 Airmadidi maupun SMA Don Bosco sama-sama terhenti di babak penyisihan. Kekuatan cukup berimbang, tapi suporter SMA Don Bosco yang membeludak bisa jadi semangat lebih untuk tim tersebut.

"Awalnya kami takut bakal kalah mental seperti tahun lalu saat menghadapi SMAN 1 Manado,” ujar Christ Kevin Emor, kapten SMAN 1 Airmadidi. Maklum saja, pendukung SMAN 1 Airmadidi hanya ada beberapa baris, sementara suporter SMA Don Bosco memenuhi sekitar setengah tribun GOR Wolter Mongisidi, Manado.

Saat memasuki lapangan, degup jantung Christ terasa makin kencang. Dejavu hinggap, kejadian tahun lalu seolah terulang. Hiruk pikuk suporter meneriaki tim kebanggaannya. Bukan untuk timnya, melainkan tim lawan. Tapi, dengan sigap, Christ menghalau perasaan down. Dia meneguhkan hati, latihan fisik dan mental selama satu tahun jangan sampai sia-sia.

Yup, SMAN 1 Airmadidi berlatih keras setelah merasakan pahitnya kekalahan tahun lalu. Selama satu tahun mereka latihan fisik sangat keras. Bayangkan saja, setiap har mereka lari mengelilingi jalanan kota Airmadidi. Kalau hari ini berlari 10 km, keesokan harinya mereka lari 4 km. Begitu seterusnya, hingga pertandingan yang dinanti tiba. ”Capek sekali rasanya. Tapi, kalau ingat gengsi pertandingan DBL, semangat kami makin berkobar,” seru Christ.
Untuk mengasah mental, Christ membagikan tip pada teman-teman satu tim yang baru pertama kali ikut DBL. ”Kuncinya fokus pada pertandingan. Karena sekolah jauh, maka kita harus menang dulu baru bawa suporter banyak. Bukan sebaliknya, menang karena suporter,” ungkapnya. Jadi, selama bertanding, tim SMAN 1 Airmadidi memilih tutup kuping untuk sementara. Berusaha tidak mendengar seruan riuh suporter tim lawan.

Kuarter pertama dan kedua laga SMAN 1 Airmadidi melawan SMA Don Bosco kemarin diwarnai kejar mengejar angka. Memasuki kuarter ketiga baru tampak hasil latihan Christ dkk berlari puluhan kilometer. Saat lawan terlihat mulai kelelahan, Christ dkk masih full-energy. Perolehan poin SMAN 1 Airmadidi makin menjauh. ”Saat itulah kami optimis menang,” seru Christ. Dan benar, mereka berhasil menutup pertandingan dengan skor 35-28, melaju ke babak Fantastic Four Honda DBL Manado Post 2009.

Begitu pertandingan usai, tangis pecah di kedua kubu. Suporter SMA Don Bosco terisak meratapi kekalahan timnya. Sedangkan pemain SMAN 1 Airmadidi menangis karena haru. ”Saking terharunya bisa menang, saya tak sadar menangis. Latihan keras kami selama ini tak sia-sia,” ujar Christ, yang berposisi sebagai guard.

Christ tak menangis sendirian, empat orang kawannya juga ikut menangis karena kemenangan manis ini. Sambil menangis, mereka bertekad bakal terus berjuang sampai jadi champion. ”Kalau sudah babak penting begini, saya percaya teman-teman suporter bakal lebih banyak yang datang. Dan tentunya kami harus latihan lebih keras agar mereka tak kecewa,” tekadnya. Sip, lanjutkan perjuanganmu!

Kaget, DBL Bisa Heboh di Pekanbaru



Popularitas Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009, tampaknya juga melonjak di Pekanbaru, Riau. Tahun lalu, total penonton di kota tersebut termasuk paling rendah. Tapi, melihat besarnya jumlah penonton dalam pembukaan kemarin, tanda-tandanya jumlah penonton tahun ini bisa berlipat ganda.

Kemarin, hampir 3.000 penonton berbondong-bondong datang ke Hall A Rumbai, tempat berlangsungnya pertandingan. Tahun lalu, dalam tujuh hari kompetisi, jumlah penonton tak sampai 8.000 orang. Sepertiga lebih jumlah itu sudah tercapai hanya dalam satu hari kemarin.

Sebelum dimulainya Honda DBL Riau Pos 2009 ini, memang sempat banyak pihak yang meragukan kehebohan even ini. Salah satu penyebab utama: Jauhnya Hall A Rumbai dari pusat kota. Bukan hanya itu, Hall A merupakan salah satu gedung basket terbesar di Indonesia, dengan kapasitas mencapai 10 ribu penonton. Sangat sulit untuk membuat suasana di dalamnya heboh.
“Tapi kami tetap ingin konsisten menyelenggarakan even ini di Rumbai. Sebab, hanya gedung ini yang memenuhi standar penyelenggaraan DBL di Pekanbaru. Kami tidak mungkin pindah ke lapangan outdoor,” kata Masany Audri, general manager DBL Indonesia.

Makanya, ketika pembukaan kemarin heboh, semua pihak jadi terkejut. Mulai dari DBL, Riau Pos sebagai panitia lokal, para partner pendukung, juga para wasit dan penonton sendiri.

“Semula saya ragu penonton tak akan banyak karena Rumbai ada di pinggiran kota. Tapi saya terkejut penontonnya luar biasa. Ini even terbesar yang pernah ada di Riau,” kata Yafri Yahya, wasit senior Pengprov Perbasi Riau.

Andai diselenggarakan di tengah kota, Yafri yakin penonton di Riau bisa mengalahkan kota-kota lain Honda DBL 2009. “DBL ini ajang untuk mematangkan wasit dan melahirkan bibit basket di Riau. Gairah basket di Riau kini luar biasa,” tandasnya.

“Salut untuk DBL. Coba kalau diselenggarakan di tengah kota, pasti even ini seperti gula dikerubungi semut,” timpal Saat, 58, seorang penonton umum.

Tentu saja, even ini tidak bisa langsung sukses begitu saja. Meski sudah dikenal publik Pekanbaru setelah even perdana tahun lalu, masih ada upaya-upaya sosialisasi lanjutan.
Sebelum Honda DBL Riau Pos dimulai, sudah ada kompetisi “pemanasan” di lima wilayah di Riau. Road To DBL 2009, sebutan even yang diselenggarakan Oktober 2008 hingga Januari 2009 itu, merupakan inisiatif dari PT Capella Dinamik Nusantara, main dealer Honda di Riau, dan Riau Pos.

“Saya sangat puas. Jauh lebih meriah dari tahun lalu. Mulai dari antusias peserta sampai penonton peningkatannya signifikan,” kata Johan, pimpinan Capella.

Tahun lalu, 33 tim mengikuti Honda DBL di Pekanbaru. Tahun ini, jumlah peserta melonjak jadi 44 tim. Pada hari pertama kemarin, empat pertandingan diselenggarakan. Dibuka dengan duel tim putri SMAN 11 Pekanbaru, juara bertahan, melawan SMAN 5 Pekanbaru. Tim SMAN 11 masih melaju, menang telak 28-1.

Dinda Fristy, mantan pemain SMAN 11 tahun lalu yang sekarang jadi suporter, mengaku sangat senang dengan laga pertama ini. “Pembukaan wow keren. Saya kaget adik-adik tadi sempat nervous. Tapi akhirnya menang juga. Thank’s DBL. Semoga di hari-hari berikutnya tidak kalah meriah dengan pembukaan,” ucap Dinda.Honda DBL Riau Pos ini berlangsung hingga 7 Maret mendatang.

Sambil menunggu kompetisi di Pekanbaru, pemecahan rekor penonton bisa terjadi hari ini di final Manado. Hanya dengan 1.700 penonton, maka total penonton Honda DBL Manado Post 2009 bisa menyalip Honda DBL Sumatera Ekspres 2009 di Palembang, yang berakhir 22 Februari lalu.

Gedung Terburuk, Suporter Terbanyak



Salut buat penggemar basket di Kota Manado dan Provinsi Sulawesi Utara. Meski mungkin memiliki gedung terburuk di Indonesia, jumlah penonton mampu memecahkan rekor terbanyak.

Kemarin, hampir 3.000 penonton bergantian memadati Hall B W.R. Mongisidi KONI Manado, menyaksikan final Honda DetEksi Basketball League (DBL) Manado Post 2009. Yang dimaksud padat itu benar-benar padat, mengisi semua celah tangga dan pintu masuk di dalam gedung!

Berarti, selama delapan hari pertandingan sejak 20 Februari lalu, total penonton menembus 21 ribu orang. Sedikit lebih banyak dari total penonton Honda DBL 2009 di Palembang, yang mencapai 20.309 orang.

"Sejak DBL mengembangkan diri ke berbagai wilayah di Indonesia pada 2008 lalu, jumlah di Manado ini jadi yang terbanyak. Hanya Surabaya, tempat DBL berpusat, yang memiliki penonton lebih besar,” kata Azrul Ananda, commissioner DBL.

Azrul menjelaskan, tahun lalu, lebih dari 100 ribu orang menyaksikan Honda DBL 2008 di Jawa Timur, dalam 28 hari pertandingan. Kemarin, ribuan penonton sudah berbondong-bondong datang ke gedung pertandingan. Kebanyakan suporter SMA Eben Haezar Manado, yang meloloskan tim putra dan putrinya ke final. Satu setengah jam sebelum tipoff, para pendukung “Benzar” sudah memenuhi salah satu sisi tribun Hall B W.R. Mongisidi.

Karena kapasitas gedung tak sampai 1.500 orang, maka banyak sekali penonton yang harus rela menunggu di luar gedung. Bila suporter Benzar “menetap” di dalam gedung, maka dua lawan mereka harus bergantian mengisi sisi tribun yang lain. Pertama pendukung tim putri SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon, lalu pendukung tim putra SMA Katolik Theodorus Kotamobagu.

Ratusan –mungkin sampai 500 orang-- penonton datang berombongan dari Kotamobagu. Dari sekolah saja 150 orang. Padahal, jaraknya bisa lebih dari tiga jam perjalanan darat dari Manado!

“Kami berangkat dari Kotamobagu pukul 8 pagi tadi. Dari anak SMP dan SMA Yayasan Katolik Theodorus ada 150 orang, dapat izin khusus untuk jadi suporter,” ungkap Suster Dionisia, kepala sekolah SMA Katolik Theodorus Kotamobagu. “Sejak tahun lalu, tim dan guru sudah mengumpulkan dana untuk mengirim tim ke Manado. Basket memang sudah jadi agenda rutin sekolah kami,” tambahnya.

Upaya Kotamobagu ini tidak sia-sia. Tim putranya menjadi juara, menang 63 - 50. Tapi ribuan penonton Eben Haezar juga tidak kecewa. Tim putrinya mampu mempertahankan gelar dan menang 21-12.

Sebagai hadiah tambahan, pemain putra Eben Haezar, Marc Shaloom Laoh, terpilih sebagai Honda Most Valuable Player (MVP). Pendukung mereka juga mendapat penghargaan bergengsi, Supporter Award.

Menurut Elvi Sugiarto, kepala sekolah Eben Haezar, hasil ini merupakan buah persiapan panjang. Dia mengaku sudah menyiapkan tim ini sejak Honda DBL tahun lalu berakhir.

“Sejak tahun lalu, kami rutin menggelar seleksi untuk persiapan DBL. Khusus suporter pun kami sudah menyiapkan sejak tahun lalu. Harapan kami, ajang ini juga mengangkat gengsi sekolah kami,” ucapnya. Dengan hebohnya Honda DBL Manado Post 2009 ini, seharusnya masa depan basket di Manado bisa tumbuh pesat. Tapi, mengenai ini, panitia menahan ekspektasi.

"Antusiasme peserta dan penonton memang hebat, tapi tidak ditunjang dengan gedung yang memadai. Tidak ada gedung lain yang lebih besar di Manado. Kalau terus pakai gedung ini, maka jumlah penonton sudah maksimal. Apalagi kondisi lapangan dan fasilitas penunjangnya juga di bawah standar,” papar Azrul. “Masalahnya, tidak ada gedung lain di Manado yang layak,” tambahnya.

Suhendro Boroma, wakil direktur dan pemimpin redaksi Manado Post, menceritakan bahwa pihaknya harus merenovasi Hall B W.R. Mongisidi ini setiap menjelang Honda DBL. Tahun lalu mengecat gedung, tahun ini memperbaiki lapangan kayu dan atap yang jebol kena badai. “Sudah ada lima gubernur sejak gedung ini dibangun,” tukasnya.

Andai Manado punya gedung lebih baik, lanjut Azrul, maka kota ini berpeluang menjadi kota utama basket di Pulau Sulawesi. “Penonton di sini juga sangat menyenangkan. Tertib, tak pernah lelah bersorak dan menyanyi. Sayang, mereka harus melakukan itu di gedung yang mungkin terburuk di Indonesia,” pungkasnya.


Honda DBL Manado Post 2009
20-28 Februari 2009

Champion:
Putra – SMA Theodorus Kotamobagu
Putri – SMA Eben Haezar Manado

League DBL First Team
(Ke Surabaya berlatih dengan NBA)

Putra
Marsellino Hertowi (SMAN 1 Manado)
Andy Wijaya (SMA Theodorus Kotamobagu)
Marc Shaloom Laoh (SMA Eben Haezar Manado)
Robert Purnomo A. (SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon)
Reynaldi C.H. Tarroreh (SMAN 1 Manado)

Coach: Octavianus Sanda (SMAN 2 Bitung)

Putri
Jessica Jeannete Lenzun (SMAN 1 Manado)
Indri Lumenpouw (SMA Eben Haezar Manado)
Chelya Mandak (SMA Eben Haezar Manado)
Astrid Pakaya (SMAN 1 Manado)
Olivia Agatha M. (SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon)

Coach: Ronald L.Y. Lengkong (SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon)

Honda Most Valuable Player
Putra – Marc Shaloom Laoh (SMA Eben Haezar Manado)
Putri – Astrid Pakaya (SMAN 1 Manado)