Antre Empat Hari demi Daftar DBL
05 Mei 2009
Diposting oleh Adam Syarief Thmrn di 10.00Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009, kompetisi basket yang diprakarsai Jawa Pos Group, bukan hanya yang terbesar di Indonesia. Kompetisi pelajar ini juga layak disebut sebagai yang paling aneh. Bagaimana tidak. Hanya untuk mengamankan tempat sebagai peserta, banyak yang rela menginap sampai empat hari!
“Keanehan” ini terjadi di Surabaya, tempat kompetisi ini bermula pada 2004 lalu. Secara resmi, pendaftaran baru dibuka pukul 00.00 WIB dini hari tadi (masuk ke 4 Mei). Namun, beberapa peserta sudah antre menunggu di Graha Pena Surabaya –tempat pendaftaran-- sejak Kamis, 30 April lalu!
“Sejak beberapa tahun lalu, seperti ada tradisi berlomba menjadi pendaftar pertama di DBL Jawa Timur. Mulanya, banyak yang datang beberapa jam sebelum tengah malam yang menandai tanggal pendaftaran. Tahun lalu, ada tim yang sampai menginap di Graha Pena. Dan tahun ini, ada yang rela menginap sampai empat hari,” kata Azrul Ananda, commissioner DBL
Azrul menambahkan, bahwa tahun ini ada yang masih mau menginap merupakan sesuatu yang luar biasa. Pada tahun-tahun sebelum ini, pendaftaran memang berdasarkan first come, first serve. Tahun lalu, ratusan sekolah pun memperebutkan 266 jatah tim peserta yang tersedia.
Tahun ini, untuk mengantisipasi membeludaknya peserta di hari pertama pendaftaran, panitia sebenarnya sudah menerapkan sistem undangan. “Tapi tetap saja mereka ingin menjadi pendaftar pertama. Di Indonesia, bahkan mungkin di dunia, saya yakin tidak ada kompetisi basket yang antusiasmenya sehebat ini,” kata Azrul.
Tim pertama yang datang untuk antre itu datang dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Kamis malam lalu (30/4, sekitar pukul 19.30), mereka sudah datang di lobi ruang redaksi Jawa Pos di lantai 4 Graha Pena Surabaya.
Berbagai kelengkapan pendaftaran sudah dibawa, plus berbagai perlengkapan pengusir bosan. Seperti makanan, berbagai permainan, dan laptop.
“Kami tak sabar ingin jadi pendaftar pertama. Tahun lalu, kami tahu ada yang menginap sehari sebelum pendaftaran. Buat jaga-jaga biar tidak keduluan tim lain, kami menginap dari jauh-jauh hari,” kata Bambang Setyawan, pelatih SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo yang mengantarkan timnya ke Graha Pena.
Untuk menjaga antrean, mereka berbagi shift. Ada yang siang, ada yang malam. Kebetulan, pelajar kelas X dan XI memang sedang liburan.
Ternyata, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo bukan satu-satunya yang ingin datang sedini mungkin. Sehari kemudian (Jumat, 1 Mei), beberapa tim lain ikut datang ke Graha Pena.
Antara lain tim SMAN 1 Puri Mojokerto, SMAN 15 Surabaya, dan SMA Santa Agnes Surabaya. Tim SMA Petra 5 Surabaya, yang tahun lalu menjadi pendaftar pertama setelah menginap 24 jam, sebenarnya juga datang pada hari Jumat itu. Tapi, begitu sadar mereka bukan lagi yang pertama, anak-anak Petra 5 pun “menyerah” dan memutuskan pulang.
Bagi SMAN 1 Puri Mojokerto, ini adalah tahun kedua mereka keduluan mengejar nomor pertama. Tahun lalu, mereka hanya kalah dari Petra 5. Begitu tahu nomor dua lagi, mereka sebenarnya agak kecewa.
“Seandainya kami ke sini Kamis, pasti kami jadi yang pertama ya,” ucap Erhanda Pungky, pemain Puri. Erhanda menjelaskan, sebenarnya mereka sempat ingin datang hari Kamis. Sayang, waktu itu timnya masih ada pertandingan di Mojokerto.
Tadi malam, sebelum pendaftaran dibuka pukul 00.00 WIB, lantai 4 dan 5 Graha Pena pun seperti “bumi perkemahan.” Puluhan anak SMA “berserakan” di mana-mana, menunggu pendaftaran. Banyak yang membawa laptop, memanfaatkan fasilitas wi-fi yang tersedia di Graha Pena.
“Bener-bener kayak berkemah ya. Aku aja kaget kok. Ternyata ramai banget! Aku jadi semangat, rasa kantuk langsung hilang,” ujar Febrius Liestyo, pemain SMA Santa Agnes yang ikut main kartu bareng anak-anak SMAN 15.
Pendaftaran Honda DBL 2009 seri Jawa Timur ini dibuka sampai 16 Mei nanti. Bukan hanya di Surabaya (wilayah North), juga di Malang (South). Di Malang, memang tidak ada yang sampai menginap. Tapi, kemarin pagi pukul 05.30 WIB, sudah ada tim yang antre mendaftar di kantor Radar Malang (Jawa Pos Group). Sekitar pukul 18.00 WIB, belasan tim sudah antre menunggu tengah malam.
Dengan antusiasme sepert ini, panitia yakin 250-an jatah yang disediakan sudah akan habis hanya dalam hitungan beberapa hari. “Tahun lalu, tiga hari sudah menjaring 266 tim,” kata Puji Agus Santoso, manager basketball operation DBL Indonesia.
Rangkaian Honda DBL 2009 telah berakhir di 11 kota, di 11 provinsi. Pada Juli-Agustus nanti, kompetisi ini diselenggarakan di Surabaya dan Malang (seri Jawa Timur), plus di Pontianak, Banjarmasin, dan Samarinda.
“Ketika kompetisi nanti berakhir, kami memprediksi total timnya mencapai angka 800-an, dengan total peserta sekitar 20 ribu orang,” pungkas Azrul Ananda.
“Keanehan” ini terjadi di Surabaya, tempat kompetisi ini bermula pada 2004 lalu. Secara resmi, pendaftaran baru dibuka pukul 00.00 WIB dini hari tadi (masuk ke 4 Mei). Namun, beberapa peserta sudah antre menunggu di Graha Pena Surabaya –tempat pendaftaran-- sejak Kamis, 30 April lalu!
“Sejak beberapa tahun lalu, seperti ada tradisi berlomba menjadi pendaftar pertama di DBL Jawa Timur. Mulanya, banyak yang datang beberapa jam sebelum tengah malam yang menandai tanggal pendaftaran. Tahun lalu, ada tim yang sampai menginap di Graha Pena. Dan tahun ini, ada yang rela menginap sampai empat hari,” kata Azrul Ananda, commissioner DBL
Azrul menambahkan, bahwa tahun ini ada yang masih mau menginap merupakan sesuatu yang luar biasa. Pada tahun-tahun sebelum ini, pendaftaran memang berdasarkan first come, first serve. Tahun lalu, ratusan sekolah pun memperebutkan 266 jatah tim peserta yang tersedia.
Tahun ini, untuk mengantisipasi membeludaknya peserta di hari pertama pendaftaran, panitia sebenarnya sudah menerapkan sistem undangan. “Tapi tetap saja mereka ingin menjadi pendaftar pertama. Di Indonesia, bahkan mungkin di dunia, saya yakin tidak ada kompetisi basket yang antusiasmenya sehebat ini,” kata Azrul.
Tim pertama yang datang untuk antre itu datang dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Kamis malam lalu (30/4, sekitar pukul 19.30), mereka sudah datang di lobi ruang redaksi Jawa Pos di lantai 4 Graha Pena Surabaya.
Berbagai kelengkapan pendaftaran sudah dibawa, plus berbagai perlengkapan pengusir bosan. Seperti makanan, berbagai permainan, dan laptop.
“Kami tak sabar ingin jadi pendaftar pertama. Tahun lalu, kami tahu ada yang menginap sehari sebelum pendaftaran. Buat jaga-jaga biar tidak keduluan tim lain, kami menginap dari jauh-jauh hari,” kata Bambang Setyawan, pelatih SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo yang mengantarkan timnya ke Graha Pena.
Untuk menjaga antrean, mereka berbagi shift. Ada yang siang, ada yang malam. Kebetulan, pelajar kelas X dan XI memang sedang liburan.
Ternyata, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo bukan satu-satunya yang ingin datang sedini mungkin. Sehari kemudian (Jumat, 1 Mei), beberapa tim lain ikut datang ke Graha Pena.
Antara lain tim SMAN 1 Puri Mojokerto, SMAN 15 Surabaya, dan SMA Santa Agnes Surabaya. Tim SMA Petra 5 Surabaya, yang tahun lalu menjadi pendaftar pertama setelah menginap 24 jam, sebenarnya juga datang pada hari Jumat itu. Tapi, begitu sadar mereka bukan lagi yang pertama, anak-anak Petra 5 pun “menyerah” dan memutuskan pulang.
Bagi SMAN 1 Puri Mojokerto, ini adalah tahun kedua mereka keduluan mengejar nomor pertama. Tahun lalu, mereka hanya kalah dari Petra 5. Begitu tahu nomor dua lagi, mereka sebenarnya agak kecewa.
“Seandainya kami ke sini Kamis, pasti kami jadi yang pertama ya,” ucap Erhanda Pungky, pemain Puri. Erhanda menjelaskan, sebenarnya mereka sempat ingin datang hari Kamis. Sayang, waktu itu timnya masih ada pertandingan di Mojokerto.
Tadi malam, sebelum pendaftaran dibuka pukul 00.00 WIB, lantai 4 dan 5 Graha Pena pun seperti “bumi perkemahan.” Puluhan anak SMA “berserakan” di mana-mana, menunggu pendaftaran. Banyak yang membawa laptop, memanfaatkan fasilitas wi-fi yang tersedia di Graha Pena.
“Bener-bener kayak berkemah ya. Aku aja kaget kok. Ternyata ramai banget! Aku jadi semangat, rasa kantuk langsung hilang,” ujar Febrius Liestyo, pemain SMA Santa Agnes yang ikut main kartu bareng anak-anak SMAN 15.
Pendaftaran Honda DBL 2009 seri Jawa Timur ini dibuka sampai 16 Mei nanti. Bukan hanya di Surabaya (wilayah North), juga di Malang (South). Di Malang, memang tidak ada yang sampai menginap. Tapi, kemarin pagi pukul 05.30 WIB, sudah ada tim yang antre mendaftar di kantor Radar Malang (Jawa Pos Group). Sekitar pukul 18.00 WIB, belasan tim sudah antre menunggu tengah malam.
Dengan antusiasme sepert ini, panitia yakin 250-an jatah yang disediakan sudah akan habis hanya dalam hitungan beberapa hari. “Tahun lalu, tiga hari sudah menjaring 266 tim,” kata Puji Agus Santoso, manager basketball operation DBL Indonesia.
Rangkaian Honda DBL 2009 telah berakhir di 11 kota, di 11 provinsi. Pada Juli-Agustus nanti, kompetisi ini diselenggarakan di Surabaya dan Malang (seri Jawa Timur), plus di Pontianak, Banjarmasin, dan Samarinda.
“Ketika kompetisi nanti berakhir, kami memprediksi total timnya mencapai angka 800-an, dengan total peserta sekitar 20 ribu orang,” pungkas Azrul Ananda.
Langganan:
Postingan (Atom)