Ketika DBL Australia Nonton Pembukaan DBL Indonesia di Surabaya
Ya, ada DBL di Australia. Bukan, bukan DBL yang sama dengan di Indonesia, yang dirintis di Surabaya. Yang dimaksud adalah Darwin Basketball League, yang dikelola oleh Darwin Basketball Association (DBA) di Kota Darwin, negara bagian Northern Territory.
Akhir pekan lalu, dua petinggi DBA datang ke Surabaya, khusus untuk menonton pembukaan Honda DetEksi Basketball League (DBL) East Java 2009, di DBL Arena Surabaya.
Allan Hilzinger (executive officer) dan Don Sheppard (development manager) datang karena penasaran dengan apa yang mereka dengar dan lihat tentang kompetisi basket pelajar ini di internet.
Sheppard, 54, merupakan tokoh basket senior yang cukup dikenal di Negeri Kanguru. Dia pernah menjadi pelatih pribadi dari Luc Longley, mantan bintang basket Australia yang ngetop ketika bermain di NBA, tergabung di Chicago Bulls bersama Michael Jordan.
Sheppard mendengar tentang DBL dari rekan-rekannya di negara bagian Western Australia. Pada Oktober tahun lalu, DBL Indonesia memang mengirimkan tim All-Star-nya ke Perth, bertanding di sana.
Penasaran, dia pun mengontak DBL Indonesia, lantas memutuskan untuk melihat dengan mata kepala sendiri seperti apa kehebohan liga ini di Surabaya.
Ketika diajak Sheppard, Hilzinger, 30, mengaku sempat skeptis. “Don bilang ada kompetisi pelajar di Indonesia yang punya penonton lebih dari 100 ribu orang dalam sebulan. Ketika mendengar itu, saya bilang ke dia, jangan-jangan dia salah paham. Tidak mungkin ada liga pelajar seperti itu. Saya tidak yakin basket cukup besar untuk mendapat penonton sebanyak itu,” aku Hilzinger.
Sabtu lalu (18/7), mereka berdua berada di DBL Arena Surabaya, menonton pembukaan Honda DBL East Java 2009. Selama seharian, mereka terus berada di kompleks DBL Arena, mengamati empat pertandingan yang diselenggarakan. Hilzinger bahkan menetap di Surabaya sampai Selasa hari ini (21/8), mengamati kiprah kompetisi ini.
“DBL kompetisi luar biasa. Semua orang saya lihat sangat happy. Penuh semangat, terus menyanyi dan bersorak meski mereka pendukung tim yang kalah. Sangat sportif,” ujar Hilzinger.
Di Australia, lanjut Hilzinger, tidak ada suguhan entertainment atau padatnya penonton seperti di Honda DBL. Oleh sebab itu, mereka berdua kagum dengan mental pemain yang sanggup bertanding ditonton oleh ribuan pendukung,
”Saya lihat kompetisi ini bagus untuk membangun mental pemain. Dengan adanya kompetisi sebesar ini, para pelajar akan merasa so important, karena diperlakukan seperti profesional,” imbuh Sheppard.
Menurut Hilzinger, dari segi postur maupun skill, rata-rata pemain Australia memang masih di atas para pemain di Indonesia. Tapi, Hilzinger mengagumi semangat luar biasa para peserta Honda DBL.
”Sekarang, teknik atau penguasaan bola pemain Indonesia memang masih kurang. Tapi, saya yakin bisa diperbaiki di DBL. Saya rasa sepuluh tahun mendatang, jika Indonesia bisa mengirimkan pemain ke Olimpiade, itu pasti karena DBL,” ungkap Hilzinger.
Dari pertemuan ini, Hilzinger dan Sheppard merasa tertarik untuk mempertemukan para pemain Darwin dengan DBL. Setiap tahun, mereka memang mengirimkan ratusan pemain ke luar negeri. Mulai dari U-13 hingga yang senior.
Tahun lalu, mereka bertanding di Tiongkok. Awal Juli lalu, mereka mengirimkan hampir 90 pemain ke Vietnam. Setelah merasakan atmosfer basket di DBL Arena, mereka menjadi ingin mengirimkan pemain tahun depan ke Indonesia. Khususnya ke Surabaya.
Memang, ada kekhawatiran tentang keamanan. Apalagi setelah pengeboman di Jakarta Jumat pekan lalu (17/7). Tapi, keduanya mendapat kesan luar biasa selama di Surabaya. Sheppard sudah pernah beberapa kali ke Indonesia (Jakarta atau Bali), tapi belum pernah ke Kota Pahlawan. “Ini kota paling bersih dan tertib di Indonesia, dan orangnya ramah-ramah,” kata Sheppard.
Setelah melihat DBL, lanjut Hilzinger, mereka mengaku tak khawatir untuk mendatangkan ratusan pemain, putra dan putri, untuk bertanding melawan pemain-pemain DBL di Surabaya.
”Kami rasa DBL adalah partner yang tepat untuk pertandingan internasional tim kami. Tahun depan adalah kesempatan yang bagus untuk mendatangkan pemain kami ke Indonesia, ke DBL,” tandas Sheppard.
Menanggapi ini, pihak DBL Indonesia mengaku bangga. “Kami memang makin banyak mendapat ajakan kerja sama dari pihak internasional. Semoga saja ini bisa terwujud. Kami pun kelak ingin mengirim tim ke Darwin,” kata Azrul Ananda, commissioner DBL.
Don Sheppard sendiri berencana kembali ke Surabaya dalam waktu dekat ini. Dia sangat penasaran menonton final Honda DBL East Java 2009, pada 15 Agustus nanti. Apalagi, setelah itu langsung diselenggarakan Indonesia Development Camp 2009, even kerja sama NBA dan DBL.
Di camp tersebut, dijadwalkan hadir Kevin Martin, bintang Sacramento Kings, bersama dua orang asisten pelatih NBA. Mereka akan memberi materi latihan kepada para pemain pelajar pilihan DBL Indonesia.
Bahkan, Sheppard berencana mengajak dua anaknya, Tamara (15) dan Jared (18), ke Surabaya. “Tamara adalah salah satu pemain muda terbaik di Australia,” ujar Sheppard bangga.
Kalau kita mengakses situs basket di Australia, kita bisa melihat betapa hebatnya Tamara Sheppard. Saat ini, dia tercatat sebagai pencetak poin nomor satu kategori U-16 di seluruh Australia. Bukan hanya itu, dia juga nomor empat dalam hal rebound, plus delapan besar dalam hal assist dan steal. Tidak ketinggalan, peringkat 13 untuk blok.
“Dia (Tamara, Red) akan senang sekali bisa melihat pertandingan dan kehebohan DBL di Indonesia,” pungkasnya.