Mundur dari Tim karena Tak Mau Coreng Student Athlete

21 Maret 2009



Konsep student athlete selalu dikembangkan oleh Honda DBL di berbagai kota yang dikunjunginya. Karena itu, sangat menyenangkan bila ada fans DBL yang menyadari bahwa sebagai pelajar, peserta kompetisi ini memang harus mengutamakan sekolah daripada performa di lapangan.

Hal inilah yang dijadikan pegangan oleh Omar Adrian Rozak, pemain SMA De Britto Jogjakarta. Secara personal, dia mengundurkan diri dari tim basketnya dan memilih tidak mengikuti Honda DBL Radar Jogja 2009.

”Soalnya di De Britto aturannya ketat. Semester satu lalu, aku punya lima nilai yang gagal. Memang, nilai semester satu ini nggak diperhitungkan untuk kenaikan kelas. Tapi, kalau di semester dua nanti aku gagal tiga nilai saja, bisa langsung nggak naik kelas. Makanya, aku memilih untuk mundur dari tim,” ujar Omar.

Bagi Omar, pengunduran diri tersebut bukan hal mudah. Kali pertama mengetahui nilainya mengkhawatirkan, Omar berusaha tidak ambil pusing. ”Waktu tahun lalu DBL ada di Jogja, aku masih SMP. Setiap hari, aku nonton DBL. Aku sudah membayangkan bisa main di sini pas SMA,” ceritanya.

Tapi, Omar berpikir ulang. “DBL ini pakai konsep student athlete. Kalau aku sampai bela-belain tanding tapi nilaiku hancur, malu-maluin DBL banget. Mungkin aja aku bisa menang, tapi kalau setelah itu nggak naik kelas gimana?” katanya. ”Yang diletakkan di depan itu student, artinya kewajiban utama jadi pelajar, baru sampingannya main basket. Kalau tujuan utama gagal, yang sampingan nggak berguna,” tambah Omar.

Ketika ditanya perasaannya setelah mengundurkan diri dari tim, Omar terdengar kecewa. Apalagi, tim sekolahnya berhak bertanding pada laga pembuka Honda DBL Radar Jogja 2009 hari ini di GOR UNY Jogjakarta. ”Nyesek lho datang nonton opening besok (hari ini), padahal harusnya aku tanding. Tapi, aku pasti tetap mendukung teman-teman lah,” ungkapnya.

Omar mengaku, setiap kali merasa menyesal, dia akan kembali mengingat alasan mengambil keputusan berat itu. ”Tahun ini aku harus berkorban dulu. Memperbaiki semua nilai. Biar tahun depan bisa ikut DBL,” mantap cowok bertinggi badan 191 cm ini.

Lalu, iseng-iseng, Jawa Pos menggoda Omar dengan memberikan satu pertanyaan: Kalau tahun depan DBL tidak diadakan di Jogja lagi bagaimana?

”Haaa?” reaksi Omar lantas tertawa kecut. ”Ya jangan ya. DBL wajib balik lagi ke sini tahun depan. Jangan sampai nggak balik ya. Di sini kan pesertanya bagus. Yang mau ikut banyak. Penontonnya banyak. Jadi, wajib balik lagi ya. Ya?” rayunya.

He he he. Iya deh… Doakan saja tidak ada halangan untuk membuat kompetisi ini kembali lagi ke D.I Jogjakarta tahun depan.

Yang tidak kalah seru adalah perjalanan Honda DBL 2009 seri Jawa Tengah. Setiap hari, jumlah penonton di Semarang terus meningkat. Mereka juga semakin heboh mendukung tim basketnya bertanding.

Misalnya saja, suporter tim putra SMAN 6 Semarang yang kemarin bertanding melawan SMKN 4 Semarang. Para suporter yang datang terkoordinir tak berhenti heboh mendukung sekolahnya dengan nyanyian-nyanyian dukungan. Wah... Semarang semakin seru nih. Jogjakarta jangan kalah ya!

0 komentar: