Tanding Bersemat Pita Hitam untuk Hormati Ibu Kawan

25 Maret 2009


Tim putri juara bertahan Honda DBL Radar Jogja 2008, SMA Bopkri 1 Jogjakarta, kemarin tidak bisa bertanding full team ketika melawan SMAN 6 Jogjakarta. Sebab, salah seorang pemain tim ini, Meyditha Puspa Kenaka, sedang berduka. Ibunda Meydita, Ninis Indah Sosialisty, meninggal dunia kemarin pukul 00.30 dini hari karena penyakit kanker rahim. Meydita pun harus mengantarkan sang ibunda ke peristirahatan terakhir di Jakarta, kota tempat tinggal keluarga besarnya. 

Karena harus terbang ke Jakarta itulah, Meyditha absen dari laga Honda DBL kemarin. ”Saya ingin sekali bisa tanding sama teman-teman di DBL. Saya ingin bisa champion lagi. Tapi, kali ini absen dulu saja. Semoga teman-teman menang dan saya masih bisa membantu di pertandingan berikutnya,” harap Meyditha yang ketika dihubungi sudah berada di Jakarta.

Sementara di GOR UNY Jogjakarta, tim SMA Bopkri 1 memberikan penghormatan terakhir kepada ibunda Meyditha. Mereka bertanding dengan mengenakan pita hitam yang disematkan di dada. ”Mey itu kan teman kami. Dia berduka, satu tim ini juga sedih. Makanya, kami pakai pita hitam ini untuk menunjukkan perasaan itu,” ujar Nila Christy Hayuningtyas, forward SMA Bopkri 1 Jogjakarta.

Sebelum pertandingan melawan SMAN 6 kemarin dimulai, mereka juga meminta kepada panitia memberikan waktu untuk berdoa bersama. Tim Bokpri 1, SMAN 6, dan semua yang berada di GOR UNY pun mendoakan kepergian ibunda Meyditha. ”Semoga mama Mey bisa meninggal dunia dengan tenang. Kami juga berdia agar Mey bisa sabar menerima keadaan ini,” kata Nila.

Pertandingan kemarin pun berjalan tanpa kehadiran Meyditha yang merupakan salah seorang pemain andalan Bopkri. Bagi tim ini, Meyditha merupakan pemain serbabisa. Dia jagoan di banyak posisi. ”Kami harus atur strategi khusus kalau tidak ada Mey. Semoga bisa menang dan siapa tahu ini bisa sedikit menjadi obat dukanya,” kata Andi Suryadi, coach Bopkri 1, sebelum pertandingan dimulai.

Namun, meski tanpa kehadiran Meyditha, Bopkri 1 masih bisa menunjukkan taringnya. Kemarin, mereka bertanding apik dan berhasil menang jauh, 51-10 atas SMAN 6 Jogjakarta. Kemenangan tersebut tentu melegakan Meyditha. ”Semoga aku bisa ikut di pertandingan yang berikutnya, sampai bisa bawa Bopkri jadi juara lagi,” kata pemain yang tahun lalu juga mengikuti NBA Basketball Clinic di DBL Arena, bersama pemain All-Star NBA asal Indiana Pacers, Danny Granger tersebut.

Meyditha mengaku bahwa keinginannya untuk bisa menang di Honda DBL Radar Jogja 2009 juga karena support dari sang ibu. ”Memang untuk ikut DBL yang 2009 ini, aku belum sempat cerita ke mama. Soalnya, dua bulan terakhir mama koma. Tapi, setelah aku pulang dari NBA Basketball Clinic di Surabaya, mama pernah bilang, kalau aku memang suka basket, aku harus fokus. Jadi, hasilnya akan bisa total. Mama selalu mendukung,” cerita pemain berusia 17 tahun tersebut.

Semoga apa yang dicita-citakan oleh Meyditha bisa terkabul dan sang bunda bisa tersenyum bangga di alam abadi sana. Semoga juga, semangat Meyditha untuk bisa membahagiakan orang tuanya lewat basket bisa ditiru oleh pemain-pemain yang lain. Semangat ya!

0 komentar: