Ketangguhan mental luar biasa ditunjukkan tim putra Development Basketball League (DBL) Indonesia Selection 2010 di hari kedua Malaysia International High School Basketball Tournament kemarin (30/12). Sempat tertinggal 15 poin, Leonardho Ozzie dkk tidak pernah menyerah. Mereka akhirnya membalik keadaan, menang dramatis lewat babak overtime, 66- 61, atas Woodgrove Singapura.
Sebelum laga di Port Dickson Indoor Basketball Court kemarin, peserta dan penyelenggara sudah merasa bahwa duel putra DBL Selection versus Woodgrove merupakan ”final” di turnamen yang memakai sistem round robin tersebut.
Dua tim sama-sama menang telak pada hari pertama. Tim putra DBL Selection mengalahkan Malay College 94-46, sedangkan tim Woodgrove Singapura menang atas tim kuat Malaysia, Yuk Chai, 101-45.
Jadi, siapa pun yang menang di hari kedua, sangat mungkin tim itulah yang akan menjadi jawara di turnamen yang diselenggarakan oleh National Basketball League (NBL) Malaysia tersebut.
Hebohnya lagi, sebelum laga, dua pihak sudah merasa bahwa kekuatan bakal imbang. Tim DBL Selection memiliki barisan komplet dan atletis, namun baru bermain bersama belum sampai seminggu.
Di sisi lain, Woodgrove diperkuat pemain-pemain dengan usia rata-rata lebih tua setahun (Woodgrove 18 tahun, DBL 17) dan dibantu oleh pemain-pemain bintang dari SMA lain di Singapura. Untuk tinggi dan besar badan, Singapura juga sedikit unggul.
Di awal pertandingan, situasi membuat ”gelap” tim putra Indonesia. Anak-anak Singapura melejit jauh lebih dulu, 17-2, di kuarter pertama. Tetapi, bukan drop, tim putra DBL Selection menunjukkan ketabahan luar biasa.
Perlahan tapi pasti, DBL mengejar. Jan Misael Panagan, guard asal SMAN 9 Bandung, menjadi jenderal sukses. Dia mencetak 17 poin, delapan rebound, dan lima assist. Center asal SMKN 1 Samarinda, Gunawan, menambah kan 12 poin dan 15 rebound. Bagus Dimas Putra asal SMAN 2 Jember menyuntikkan energi ekstra dengan sumbangan sembilan poin dan sembilan rebound.
Pada kuarter ketiga, DBL Selection memimpin satu angka. Tetapi, Singapura kembali melejit dan mengakhiri kuarter itu dengan keunggulan empat angka.
Di kuarter penutup, laga makin ketat. Dengan hanya dua detik tersisa, skor imbang 53-53. Bola di tangan Singapura, tetapi gagal mencetak poin.
Baru di babak overtime, anakanak Indonesia mengambil alih pertandingan. Meski laga terus ketat, mereka meraih beberapa free throw penting yang mengaman kan skor akhir 66-61.
”Saya sampai tidak bisa bicara. Ini pertandingan paling keren sepanjang hidup saya. Melihat anak-anak main, saya lupa akan beban hidup. Tangan keluar keringat dingin dan bergetar,” kata William Handoko, asisten pelatih tim putra DBL Selection asal SMA Harapan Bangsa Tangerang. ”Kuncinya, anak-anak memang rajin rebound. Ketika beberapa pemain tampil di bawah form, para pengganti mampu memberikan permainan terbaik,” lanjutnya.
Commissioner DBL Azrul Ananda pun sempat degdegan luar biasa. Pada detik-detik akhir kuarter keempat, dia keluar stadion karena tidak sanggup melihat pertandingan. ”Anak-anak lebih dari luar biasa. Kita bisa menunjukkan, mental anak Indonesia luar biasa. Tertinggal begitu jauh, tapi masih mampu sabar mengejar. Ini bukti, kalau tim dibentuk lewat kompetisi, hasilnya istimewa,” ucapnya.
Anak-anak DBL Selection pun merasakan pentingnya kemenangan tersebut. ”Ini layaknya hi dup mati. Pertarungan paling mendebarkan dan paling bersejarah dalam hidup saya. Semoga pada pertandingan terakhir, kami tetap bisa menang. Kami tidak boleh meremehkan siapa pun,” kata Rizky Novan Sinarta, asal SMAN 7 Denpasar.
Sementara itu, pelatih Singapura meng ucapkan selamat kepada tim DBL Selection. ”Tim (Indonesia) mampu bangkit. Kami sebetulnya bisa memenangkan game ini. Tetapi, ternyata anak-anak kami kalah mental. Kami menyesal kehilangan game ini, tapi saya tetap bangga pada perjuangan anak-anak kami,” ujar Steven Ang, head coach Woodgrove.
Hari ini turnamen di Port Dickson itu berakhir. Tim putra maupun putri DBL Selection akan menghadapi Yuk Chai Malaysia. Kalau menang dua-duanya, DBL Selection menyapu semua gelar, membawa pulang dua trofi juara ke Indonesia.