
Jangan sepelekan peran tim yel-yel di Honda DBL. Mereka tak hanya bertugas menyemangati pemain yang sedang bertanding di lapangan. Tetapi, mereka juga punya andil ”membakar” suporter untuk terus bersorak, menyuguhkan hiburan, serta menjadikan pertandingan makin semarak.
Itulah yang kemarin tampak di Hall A Sport Center Rumbai Pekanbaru, tempat berlangsungnya kompetisi Honda DBL Riau Pos 2009 yang sudah memasuki babak Fantastic Four. Ketika itu, yang sedang bertanding di lapangan adalah tim putri SMA Kalam Kudus Pekanbaru berhadapan dengan SMA Santa Maria Pekanbaru.
Kedua tim sama-sama ngotot bertarung. Sama-sama menyuguhkan penampilan terbaiknya. Tetapi, keunggulan skill yang dimiliki pemain-pemain SMA Santa Maria Pekanbaru membuat timnya leading jauh, 37-2 di akhir kuarter kedua.
Padahal, ketika mengawali pertandingan, barisan pendukung setia SMA Santa Maria Pekanbaru belum tampak mengisi tribun. Praktis, dukungan buat mereka hanya berasal dari angota tim yel-yel yang tak lelah men-support dari pinggir lapangan.
Rupanya, rombongan suporter SMA Santa Maria terjebak macet, sehingga baru sampai di stadion ketika pertandingan memasuki kuarter ketiga. Mereka dipimpin oleh Dewit, pelatih tim putra SMA Santa Maria. Karena tim putra sekolahnya sudah kalah, mereka mengoptimalkan dukungan untuk tim putri. Termasuk, sang pelatih yang alih fungsi jadi koordinator suporter.
Di bawah komandonya, ratusan suporter itu terus bersorak. ”Hitung-hitung, pemanasan untuk final. Besok kami akan datang membawa drum. Mungkin juga spanduk dukungan dan lain-lain. Intinya kami ingin memberikan dukungan semeriah mungkin,” kata Dewit yang sudah yakin timnya bakal melenggang ke final meski saat itu pertandingan belum berakhir.
Memang, saat itu tim putri SMA Santa Maria Pekanbaru sudah unggul jauh. Pertandingan pun menjadi berat sebelah dan tak ada lagi kejar mengejar skor yang seru. Tapi, suasana Hall A Sport Center Rumbai bukannya jadi lesu. Meski pertandingan bisa dibilang timpang, penonton tetap mendapatkan suguhan menarik. Yaitu, atraksi tim yel-yel dari pinggir lapangan.
Terlebih, di kuarter terakhir, panitia memutar lagu-lagu yang up-beat. Naluri pemandu sorak mereka pun muncul. Diawali tim yel-yel SMA Santa Maria Pekanbaru yang unjuk kebolehan menyusun piramid, tim yel-yel SMA Kalam Kudus pun tak mau kalah. Mereka ikut membentuk piramid tandingan.
”Lalu kami beralih ke gerakan breakdance, mereka (yel-yel SMA Kalam Kudus Pekanbaru, Red) juga buat gerakan serupa. Akhirnya, jadilah kami battle di pinggir lapangan. Seru sih. Biar penonton nggak bosan,” ungkap Widya Sartika, anggota tim yel-yel SMA Santa Maria Pekanbaru.
Aksi mereka memang langsung dapat tepukan riuh dari penonton yang memenuhi tribun. Meski pertandingan timpang, ter-cover oleh kelincahan tim yel-yel menghibur penonton.
Berkat dukungan yang luar biasa dari suporter dan tim yel-yel, tim putri SMA Santa Maria Pekanbaru berhasil mengakhiri pertandingan dengan skor 73-11. Sama dengan tim basket dan suporter, tim yel-yel SMA Santa Maria Pekanbaru juga berjanji akan tampil all out saat final. ”Pokoknya kalau panitia muterin lagu-lagu yang nge-beat lagi, kami bakal tampil lebih gila dari hari ini,” janji Widya.
0 komentar:
Posting Komentar